SAAT ini di seluruh dunia, hampir semua orang pernah menjalani pendidikan formal, sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ternyata, dalam Islam, sistem pendidikan seperti itu sudah ada sejak dulu.
Madrasah yang terkenal ketika itu adalah Nizamiyah. Berdasarkan sumber-sumber bersejarah, sekolah ini dibangun oleh menteri Seljuk Nizamul Muluk pada tahun 462 AH (1069 M).
BACA JUGA: 5 Keutamaan Hari Jumat bagi Umat Islam
Nizamiyah memiliki tradisi yang melibatkan ilmuwan, pelajar, dan pewakaf. Kemajuan Nizamiyah terlihat dalam metode pengajaran. Ini adalah hasil Nizamul Mulk mengelola sekolah-sekolah. Kondisi ini berlanjut dengan sekolah yang didirikan setelah masa pemerintahannya.
Nizamul Muluk berusaha meningkatkan penghasilan guru. Biaya pemeliharaan sekolah juga ditingkatkan. Dia menghapuskan biaya kuliah yang sebelumnya dikenakan pada siswa, mengalihkan tanggung jawab biaya pendidikan kepada negara.
Selain Nizamiyah, ada juga Universitas Mustansiriyah. Kampus ini menjadi yang terbesar pertama di Baghdad selama masa Abbasiyah. Universits Mustansiriyah merupakan perguruan tinggi Islam pertama yang peduli dengan studi Alquran dan Sunnah, fikih, bahasa Arab, matematika, kedokteran, dan kesehatan.
BACA JUGA: Benarkah Hari Sial Ada Dalam Islam?
Empat mazhab fikih diajarkan di dalamnya. Mereka yang berbeda mahzab menempuh pendidikan di ruangan yang berbeda. Ruang kanan kiblat untuk murid bermahzab Syafii. Ruang kiri kiblat untuk yang bermazhab Hanafi. Ruang kanan pintu masuk untuk siswa yang bermazhab Hambali dan ruang kiri pintu masuk untuk Mazhab Maliki.
Universitas ini dinamakan Munstansiriyah, seperti nama khalifah Abbasiyah ketika itu al-Mustansir Billah, Mansur bin Muhammad az-Zahir (1192-1242 M). dia naik ke tampuk kekuasaan pada 623 AH (1226 M). Sejarah mencatat khalifah satu ini masyhur dalam pengembangan pendidikan. []