Oleh: Raihana Muthiah
Mahasiswa Universitas Brawijaya, Pembina komunitas UB tanpa pacaran
MUSLIM di seluruh dunia kembali berduka. Di hari Jumat yang barokah, puluhan muslim di kota Christchurch selandia baru ditembaki saat hendak shalat Jumat. Sang pelaku membabi buta menembaki siapapun jamaah yang ditemui dengan senapan laras panjang. Sebanyak 49 orang di laporkan tewas, termasuk di dalamnya warga muslim Indonesia.
Anehnya menurut kabar terbaru, senator sayap kanan Selandia Baru, Fraser Anning, menyalahkan kaum imigran Muslim yang berdatangan ke negaranya atas kejadian ini (CNN Indonesia | Sabtu, 16/03/2019). Padahal Jelas di sini muslim sebagai korban.
BACA JUGA: Korban Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru Ada Anak-anak Juga
Aksi brutal pria bersenjata yang disiarkan langsung oleh tersangka lewat sosial media Facebook, ada juga yang menyiarkan Live streaming di Youtube, maupun beredar tweet twitter yang heboh tentang aksi ini, tak lama platform tersebut menghapus dan menenggelamkan apapun yang berbau aksi kekerasan di Selandia Baru, bahkan akan di cari orang yang menyebarkan konten kekerasan ini (CNN Indonesia 15/03/2019).
Begitupun KOMINFO Indonesia lewat siaran pers No.58/HM/KOMINFO/03/2019 menghimbau agar masyarakat tak memviralkan, tak menyebarkan konten video, foto maupun gambar kekerasan selandia baru, yang katanya akan berdapak pada ketakutan dimasyarakat. Dan melanggar UU No. 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik. Media rupanya mencoba meredam derita umat Islam.
Berbeda dengan duka yang terjadi di Indonesia. Sampai hari ini media masih menayangkan kasus teror bom sibolga yang terjadi pada Selasa (12/3/2019) di Sumatera utara. Bahkan terus diusut dan gaungkan bahwa istri Abu Hamzah yang seorang muslim, terus dituding sebagai teroris atas ledakan bom di rumahnya. Berita ini terus diviralkan, seolah-olah Islam membenarkan tindakan kekerasan dan sarang teroris.
Padahal dalam Al Quran, jelas Islam mengharamkan untuk membunuh siapapun tanpa sebab.
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).
Lalu, siapa sebenarnya teroris?
Dalam KBBI, teroris artinya orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik. Sehingga dunia harusnya netral menyematkan siapa teroris sebenarnya, bukan kepada muslim saja.
Dalam sebuah pesan WhatsApp, Mayjen TNI (PURN) Ari Suyono pernah menulis “SIAPA TERORIS ITU YANG PASTI BUKAN ISLAM!” dalam tulisannya seperti ini:
Dalam “SEJARAH dunia” Banyak Manusia yang Tidak Berdosa telah menjadi Korban Pembunuhan secara BRUTAL! Di antaranya Oleh :
1) “Hitler”Apakah Anda tahu siapa dia ?!! Dia adalah Seorang Kristen, namun media tidak akan pernah memanggil dia dengan nama TERORIS Kristen
2) “Joseph Stalin disebut sebagai Paman Joe”.Dia telah membunuh 20 juta manusia termasuk 14,5 juta yang mati kelaparan.Apakah dia seorang Muslim ??!! BUKAAAN…. !!!
3) “Mao Tse Tsung (Cina)”. Dia telah membunuh 14-20 juta manusia.Apakah dia seorang Muslim ??!! BUKAAAN… !!!
4) “Benito Mussolini (Italia)” Dia telah membunuh 400 ribu manusia. Apakah dia seorang Muslim ??!! BUKAAAN…. !!!
5) “Ashoka” Dalam Pertempuran Kalinga Dia telah membunuh 100 ribu manusia.Apakah dia seorang Muslim ??!! BUKAAAN !!!
6) Embargo yang dimasukkan oleh George W Bush di Irak,1/2 juta anak telah tewas di Irak saja !!!
Mereka tidak disebut TERORIS!
Sebaliknya, dunia mencatat pelaku teror yang sesungguhnya adalah non mulim, dan banyak diantaranya muslimlah yang sebenarnya menjadi korban.
Begini datanya:
Perang Dunia Pertama, 17 juta orang mati, Perang Dunia Kedua, 50-55 Juta orang mati, Bom Atom Nagasaki, 200.000 mati, Perang di Vietnam, lebih dari 5 juta orang mati , Perang di Bosnia / Kosovo, Lebih dari 5,00,000 Mati, Perang di Irak (sejauh ini) 12.000.000 kematian, Afghanistan, Irak, Palestina, Burma dll., Di Kamboja 1975-1979, hampir 3 juta Kematian.
Pelaku tidak disebut TERORIS!
Maka jelas framing teroris hanya disematkan pada muslim,karena non muslim berargumen tindakannya adalah atas nama aksi melawan teroris.
Inilah yang terjadi pasca tragedi WTC, salah satu stategi barat dalam menjaga dunia, dan menghalangi tegaknya Islam dengan label “war on terrorism.”
“Semua bangsa punya pilihan sendiri. Apakah mau bergabung bersama kami atau ingin bersatu dengan teroris,” tegas Josh Bush.
Wahai kaum muslim, Pembunuhan pada kaum akan terus terjadi jika umat tak segera bersatu. Umat muslim akan selalu dilabeli framing buruk sebagai pelaku teroris oleh Barat dan tak bisa berbuat banyak jika tak bersatu. Maka umat muslim harus bersatu sehingga mampu melawan kezaliman dan mengembalikan kemulian islam.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120) []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.