AFRIKA SELATAN–Lembaga pembuat keputusan tertinggi di Gereja Anglikan Afrika Selatan (ACSA) memutuskan dengan suara bulat untuk mendukung kampanye memboikot Israel dan divestasi investasi (BDS). Mereka juga mendukung penjatuhan sanksi terhadap Israel agar mengakhiri pendudukan militernya di Palestina.
Keputusan itu dibuat di Johannesburg di sinode gereja yang digelar setiap tiga tahun, yang mewakili komunitas-komunitas Anglikan di Afrika Selatan, Namibia, Lesotho, Swaziland, Mozambik, Angola, dan St. Helena, Senin (30/9/2019).
BACA JUGA: Guru Palestina Masuk 100 Guru Terbaik di Dunia
Keputusan tersebut menyatakan bahwa “Situasi di Tanah Suci membutuhkan perhatian Gereja Kristen; fakta bahwa Yesus lahir, dibesarkan dan disalibkan di sana,” demikian mereka menyebutnya. Keputusan itu juga memperingatkan agar tidak mencampuradukkan negara-bangsa Israel saat ini, serta memperingatkan pentingnya membedakan antara ideologi politik Zionisme dan agama Yahudi.
Keputusan ini mengutuk “anti-Semitisme” dan “Islamofobia” serta mengakui kesamaan antara apartheid di Afrika Selatan dan apa yang terjadi di Palestina yang diduduki penjajah Israel. Bahkan pihak gereja menggambarkan dalam beberapa hal, situasi di sana lebih buruk daripada apartheid (di Afrika Selatan).
“Orang-orang Afrika Selatan memiliki tanggung jawab khusus untuk berdiri bersama orang-orang yang tertindas dengan cara yang sama seperti orang-orang lain dalam komunitas internasional yang berdiri bersama orang-orang Afrika Selatan selama era apartheid yang penuh kebencian tersebut,” ungkap pejabat gereja.
BACA JUGA: Khalil Hayya: Kejahatan Israel Picu Revolusi dan Balas Dendam Rakyat Palestina
“Palestina hanya menginginkan perdamaian, kebebasan, keadilan dan martabat. Keputusan ini merupakan langkah penting dalam menekan Israel untuk mematuhi hukum internasional dan mengakhiri pendudukan ilegal pada negara Palestina,” kata Hashem Dajani Duta Besar Palestina untuk Afrika Selatan. Dia juga meminta kelompok-kelompok lain untuk mengadopsi keputusan Gereja Anglikan ini.
“Waktunya telah tiba untuk mengakhiri pendudukan (Israerl) dan membebaskan Palestina. Keputusan ini merupakan kelanjutan dari dukungan panjang Gereja Anglikan kepada perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kebebasan,” kata Luke Pato, uskup Anglikan di Namibia. []
SUMBER: PALINFO