PORANG atau amorphophallus muelleri, dulu tak dipandang orang. Tanaman umbi-umbian yang pohonnya mirip dengan bunga bangkai ini dikenal sebagai makanan ular. Namun, kini, terkuak keistimewaan porang yang ternyata menjanjikan cuan.
Budidaya porang kini populer karena memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Porang yang merupakan tanaman herbal ini bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 1,5 meter dan menghasilkan umbi-umbian yang banyak.
Tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan penyangga seperti pohon jati, mengandung zat glucomanan, dan biasanya merupakan bahan utama pembuatan lem, jelly, tepung, kosmetik, dan penjernih air.
BACA JUGA: Indonesia Negara Agraris, Kenal 5 Jenis Tanaman Padi Ini
Memiliki segudang khasiat dan bisa diolah menjadi beragam produk yang bermanfaat, beberapa tahun terakhir ini, permintaan ekspor tanaman porang meningkat. Nilai ekspornya bahkan bisa mencapai ratusan juta.
Di Jepang, porang diolah menjadi Konyaku. Konyaku dibuat dari umbi-umbian. Dalam bahasa internasional, Konyaku dikenal dengan nama Konjac. Namun, tak banyak yang tahu bahwa di Indonesia, umbi konyaku itu adalah porang.
Pada prosesnya, dalam industri biasanya umbi porang ditepungkan dan tepung tersebutlah yang diolah menjadi konyaku. Prosesnya pengolahan tepung cukup mudah, seperti membuat agar-agar, tepung tinggal dicampur dengan air, dimasak dan didiamkan hingga mengeras seperti gel.
Tekstur konyaku adalah empuk dan kenyal. Mirip seperti agar-agar dan jelly, konyaku juga mengandung serat pangan yang sangat tinggi dan tentunya rendah kalori.
di Jepang, porang juga diolah menjadi sajian mi yang lezat, dengan tekstur yang tipis dan tebal. Untuk menambah cita rasanya, mi porang seringkali diberi tambahan potongan sayuran segar dan protein, yang berasal dari kuah kaldu atau irisan daging sapi maupun ayam.
Selain itu, ada juga yang membentuk porang seperti bola-bola bakso, kemudian dicampurkan ke dalam sup atau semur. Terlepas dari jenis olahannya, porang atau konyaku ini cukup digemari masyarakat Jepang karena dipercaya dapat membantu menurunkan berat badan.
BACA JUGA: Kisah Inspiratif Anak Muda Lulusan UGM yang Memilih Jadi Petani
Kelebihan lain dari tanaman porang adalah sifatnya yang dapat menyerap seluruh rasa yang berasal dari bumbu masakan. Tak pelak, bila sejumlah ahli kuliner kerap menyebut porang seperti tofu atau tahu.
Perlu juga diketahui, umbi porang tidak hanya dimanfaatkan untuk industri makanan. Industri lain yang memanfaatkan tumbuhan ini adalah industri lem, tekstil, kesehatan, kosmetik, dan masih banyak lagi.
Wah, ternyata tanaman yang dikenal juga dengan nama Iles iles di Indonesia ini punya potensi luar biasa jika dibudidayakan dengan benar.
Pada November 2020, nilai ekspor porang Indonesia ke sejumlah negara telah mencapai hampir Rp880 miliar. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi saat melakukan kunjungan kerja dan bertemu petani porang di Kabupaten Madiun, Jumat (20/11/2020), sebagaimana dikutip dari Madiun Pos.
Bagimana, tertarik menghasilkan cuan lewat budidaya porang? Bisa dicoba. []
SUMBER: LIFEPAL | SWALLOW GLOBE | OKEZONE | MADIUN POS