ISLAM tersebar ke berbagai penjuru dunia. Pemerintahan Islam pernah berjaya di sejumlah belahan dunia, mulai dari Jazirah Arab hingga Afrika, Eropa dan Asia. Pada masanya, salah satu pemerintahan Islam yang terkenal di Asia ada di India.
Pemimpin muslim di India saat itu berkontribusi besar dalam melindungi dan memperkuat budaya dan pemerintahan India hingga dikenal seperti saat ini. Bahkan, pemerintahan muslim saat itu juga bertoleransi dan melindungi penganut Hindu di sana.
Sayangnya, tradisi itu seakan bertolak belakang dengan apa yang terjadi di masa kini, saat India dipimpin oleh tokoh-tokoh Hindu dari partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.
BACA JUGA:Â Protes Unggahan Anti-Islam, 100 Orang Ditahan dan 3 Pengunjuk Rasa Tewas Ditembak Polisi di India
Kebangkitan nasionalisme Hindu, yang dimotori oleh Perdana Menteri Narendra Modi, kini menyerang peninggalan para pemimpin Muslim di India. Partai Bharatiya Janata (BJP) diketahui telah menghapus nama dan kontribusi raja Muslim dari buku teks sekolah, jalan, dan tempat penting.
Kelompok-kelompok nasionalis Hindu, seperti BJP dan mentor ideologisnya Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sangat membenci Kekaisaran Mughal dan para pendahulu Muslimnya. Kelompok-kelompok itu menganggap kekaisaran Mughal telah menjajah India selama berabad-abad.
Melansir laporan media Turki, TRT World, Kamis (13/8/2020), disebutkan setiap pemimpin yang berasal dari BJP selalu memakai narasi penjajahan oleh Kekaisaran Mughal itu untuk menguatkan posisi politiknya. Lebih jauh, bahkan organisasi yang sangat fanatik kerap menyebarkan doktrin kepada umat Hindu bahwa penguasa Muslim adalah perusak kuil.
Padahal, catatan sejarah yang sesungguhnya menyatakan sebaliknya. Para penguasa Muslim diketahui kerap membantu pembangunan kuil untuk umat Hindu. Bukan hanya berkontribusi pada pembangunan kuil Hindu yang penting, mereka juga mengawasi pemeliharaan pusat ziarah Hindu seperti Ayodhya, Mathura dan Vrindavan.
Bantuan membangun kuil tercatat pernah dilakukan oleh kaisar ketiga Kerajaan Mughal, Abul Fath Jalal-ud-din Muhammad Akbar atau kerap disebut Akbar yang Agung. Penguasa yang terkenal adil pada abad ke-16 itu diketahui memperbesar kuil-kuil dan memberikan hibah kepada pelayan kuil. Kebijakan itu dilakukan pada 27 Agustus 1598 dan 11 September 1598 di Vrindavan, Mathura, dan sekitarnya.
Putranya, Jahangir, melanjutkan tradisi yang mengedepankan kehidupan multi-agama tersebut. Jahangir bahkan memberikan tambahan dana atas program-program atau rencana yang telah dibuat ayahnya. Dia menambahkan dua kuil ke dalam daftar 35 kuil yang hendak dibantu ayahnya pada 1598.
Jahangir, ketika berkuasa, tercatat juga pernah memberikan 30 hektare tanah kepada lima keluarga sevak (penjaga) kuil. Pada 1620, dia bahkan mengunjungi kuil Vrindavan. Menurut catatan sejarah, diketahui juga bahwa setiap kali pendeta kuil memiliki masalah, mereka mendekati penguasa Mughal atau pejabat senior mereka. Dalam kebanyakan kasus para penguasa Mughal mengatasi masalah-masalah itu tepat waktu.
Uluran tangan terhadap pengikut Hindu juga dilakukan Nawab Awadh yang memerintah negara bagian Awadh di India utara pada abad ke-18 dan 19. Ia memberikan hibah ke kuil-kuil Ayodhya dan memberikan mereka perlindungan.
Nawab Safdarjung, penguasa Awadh, membangun beberapa candi di Ayodhya dan berkontribusi untuk memperbaiki pekerjaan candi lainnya. Penggantinya, Shuja-ud-Daula, menghadiahkan lebih dari 20 hektare tanah untuk pembangunan Hanumangarhi, salah satu kuil Hindu terpenting.
BACA JUGA:Â Resmi, Kuil Hindu Bakal Dibangun di Tanah Bekas Masjid Bersejarah di India
Beberapa kuil masih menyimpan catatan terkait bantuan penguasa Muslim atas pendiriannya. Berdasarkan dokumen yang tersedia di kuil-kuil terkenal di Chitrakut, Varanasi, Ujjain, Allahabad dan lokasi lainnya, diketahui bahwa tempat ibadah tersebut merupakan pemberian penguasa Muslim sebagai bentuk dukungan.
Raja Mughal Aurangzeb, yang disebut-sebut oleh kelompok sayap kanan sebagai penganiaya umat Hindu, diketahui juga melindungi kuil pada masanya. Setidaknya begitulah hasil penelusuran sejarawan Amerika Serikat, Audrey Truschke yang banyak menulis India era Mughal.
Bahkan, menurut sejarawan India, Pradeep Kesherwani, Aurangzeb memberikan “dana besar” untuk pembangunan kuil Someshwar Mahadev di tepi Sangam di Arail. Kesherwani menambahkan, bantuan serupa juga dilakukan penguasa Muslim untuk kuil Mahakaleshwar di Ujjain, kuil Balaji di Chitrakoot, kuil Umanand Guwhati, kuil Jain di Saranjay dan beberapa kuil lain di India selatan. Para penguasa Muslim membantu umat Hindu agar bisa memiliki rumah ibadah.
Sikap para pemimpin muslim tersebut bertolak belakang dengan apa yang terjadi di India saat ini, ketika muslim menjadi minoritas di negara itu. Hal ini nampak pada apa yang dilakukan pemerintah Modi dalam kebijakannya terhadap muslim. Tak hanya itu, Modi juga baru-baru ini meresmikan kuil di atas lahan tempat berdirinya Masjid Babri yang bersejarah. []
SUMBER: TRT WORLD