• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Dulunya Taat Beribadah Lalu Jadi Gila, Bagaimana Nasibnya Kelak?

Oleh Yudi
11 bulan lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Keutamaan Bismillah, faedah zikir, cara memperbaiki diri dalam Islam, sebaik-baik manusia, penyakit rohani, tempat curhat terbaik, Kisah Mualaf, cara meningkatkan iman, Harap dan Takut, ihsan, ulama, gila, nafsu

Foto ilustrasi: Pinterest

0
BAGIKAN

TANYA: Jika ada seseorang yang dulunya taat beribadah, namun di akhir hidupnya dia menjadi gila, bagaimana nasibnya kelak di akhirat?

Jawab: Alhamdulillah, shalawat dan salam atas Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya . Amma Ba’du.

Aturan dan kewajiban dalam agama Islam berlaku atas seorang yang disebut sebagai “mukallaf” atau orang yang mendapatkan beban kewajiban beragama. Seseorang disebut mukallaf jika dia berakal dan telah mencapai waktu baligh.

BACA JUGA: Saat Mereka Bersepakat Menyebut Rasulullah sebagai Orang Gila

ArtikelTerkait

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Kenapa Seorang Muslim Meninggalkan Tahajjud?

Lelaki-lelaki yang Akan Ditarik ke Neraka

10 Muwashofat (Karakteristik) Seorang Muslim

Maka, seseorang yang gila atau hilang akalnya adalah orang yang tidak mendapatkan kewajiban dalam syariat Islam. Dia pun tidak dihisab atas amal perbuatannya, karena hilangnya akal untuk memahami syariat.

Kalau seorang gila tidak dihisab atas perbuatannya bagaimana keadaannya di akhirat?

Kita mendapatkan keadaan orang gila, ada yang gila dari kecil sebelum baligh bahkan sejak lahir, dan ada yang gila setelah dia aqil baligh.

Yang gila sebelum baligh tidak mukallaf sama sekali, dan yang gila setelah dia dewasa mendapatkan kewajiban syariat pada saat dia masih waras dan dia dihisab amalannya pada saat waras tersebut.

Orang gila sejak kecil jika orang tuanya atau salah satu dari orang tuanya adalah muslim, dia di akhirat akan dimasukkan kedalam Surga sebagaimana anak-anak dari orang tua yang muslim, karena anak diikutkan kepada orang tuanya.

Orang gila sejak kecil dari orang tua yang kafir, dia akan diuji di akhirat, apabila taat terhadap perintah dan lulus ujian, maka dia akan masuk Surga, dan apabila tidak lulus ujian maka akan masuk ke dalam Neraka. Keadaannya sama seperti orang yang mati sebelum datangnya Islam, yang disebut dengan ahlul fatrah, atau orang yang tidak mendengarkan ajaran Islam sama sekali.

Adapun orang yang gila setelah baligh, maka keadaan dia di akhirat adalah berdasarkan keadaan dia ketika sehat. Jika dia orang yang taat saat baligh, maka ia akan mendapatkan balasan atas ketaannya, namun jika dia orang yang bermaksiat maka dia akan dihisab atas dosa yang dilakukannya.

Apabila dia gila kemudian waras dan gila lagi lalu waras lagi, dan kondisinya seperti itu, maka dihitung amalannya ketika dia waras dan diangkat atasnya pena catatan amal saat hilang akal.

Advertisements

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبُرَ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ

Diangkat (pena catatan amal) dari tiga orang: Seorang yang tidur sampai dia bangun, seorang anak sampai dia besar (baligh), seorang gila sampai kembali akalnya. (HR. Abu Dawud No.4399 dan An Nasai No.3432, dan dishohihkan oleh al Albani).

Dari penjelasan di atas dapat kita memahami bahwa seorang yang waras kemudian dia gila saat dia telah dewasa, dia memiliki dua keadaan. Saat dia waras dan berakal maka amalannya dihitung dan saat dia gila amalannya tidak dihitung.

Jadi keadaan orang yang ditanyakan tentang keadaan dia diakhirat adalah berdasarkan keadaan dia saat sehat akalnya, dan disebutkan bahwa dia adalah orang yang taat, semoga amalannya saat waras tersebut memasukkannya kedalam Surga Allah Taala. Amin.

Wallahu a’lam.

SUMBER: KONSULTASI SYARIAH

Tags: Gila
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Takut Sama Hantu Apakah Sudah Termasuk Syirik?

Next Post

Inilah Ciri Manusia yang Dihormati Malaikat

Yudi

Yudi

Terkait Posts

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

14 Mei 2025
Waktu Terbaik Shalat Tahajjud, Qadha Shalat, amal penghapus dosa, Keistimewaan Shalat Tahajud, Shalat Sunah Rawatib, Witir, Waktu Shalat Sunnah Shubuh, Tahajjud

Kenapa Seorang Muslim Meninggalkan Tahajjud?

12 Mei 2025
Ciri Suami Red Flag, Lelaki

Lelaki-lelaki yang Akan Ditarik ke Neraka

12 Mei 2025
Shalat Khusyu, Shalat Tarawih, Muwashofat

10 Muwashofat (Karakteristik) Seorang Muslim

12 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Pisang

Siapa Saja Orang yang Tidak Dianjurkan Makan Pisang?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran

Engkau dengan Kesabaran

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

5 Pertanyaan tentang Islam yang Cukup Sulit, Bisakah Kamu Menjawabnya?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Uang Istri, sedekah, gaji

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

siswa ,tawuran

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0
Konstantinopel

Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menyebut penaklukan Konstantinopel sebagai salah satu kabar gembira bagi umat Islam.

Lihat LebihDetails

Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Cinta

Seorang suami menulis sebuah puisi untuk istrinya.

Lihat LebihDetails

Mobil Listrik vs Hybrid: Apa Bedanya dan Mending Pilih Mana?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0
Mobil

Perbendingan Mobil Listrik vs Mobil Hybrid menjadi semakin relevan di tengah tren kendaraan ramah lingkungan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.