JIKA kita melihat dunia dengan segala kenikmatannya, niscaya kita akan terkesima dan tertarik untuk melakukan apapun demi memenuhi hasrat. Namun perlu disadari bahwa dunia ini hanya sementara dan kampung akhirat adalah abadi. Dunia ibarat surga bagi orang kafir dan penjara bagi orang-orang mukmin.
Dunia ibarat surga bagi orang kafir karena mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan di dunia ini. Memakan daging babi, minum khamr dan berzina. Sebaliknya, dunia ini bagaikan sebuah penjara yang menyesakkan bagi orang-orang mukmin karena mereka harus menahan segala apa yang diperintahkan oleh nafsunya.
BACA JUGA: Jadi Makanan Penghuni Neraka, Pohon Zaqqum Ternyata Ada di Dunia
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Ahmad).
Melihat realita yang ada, kebanyakan kaum muslimin di dunia ini adalah orang fakir dan miskin. Mereka hanya menjadi pedagang kecil, pegawai, buruh dan pekerjaan kecil lainnya. Sementara mayoritas perusahaan besar adalah milik orang kafir, para penemu teknologi, pemegang kurs mata uang paling tinggi, dan mayoritas negera-negara maju di kuasai oleh mereka.
“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari kiamat.” (QS. Al-Baqarah: 212)
Tapi tidak usah bersedih ketika mereka merendahkan kita di dunia ini. Biarlah mereka bersenang-senang serta dilalaikan oleh angan-angan kosong mereka. Mereka menyiksa kaum muslimin, membunuh ribuan nyawa anak-anak yang tak berdosa. Di Palestina, Rohingya, Burma, Iughur, Suriah. Tapi ingat, pada hari kiamat kelak kita akan berada di atas mereka, pada hari itu kita yang akan menertawakan mereka dan mereka pun berangan-angan agar dikembalikan kedua ini untuk menjadi seorang muslim, Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir.” (QS. Al-Muthaffifin: 34)
Maka kita sebagai muslim, jangan tertipu dengan kehidupan dunia ini. Kehidupan yang penuh senda gurau dan main-main, kehidupan yang sungguh melalaikan. Jangan lupa bahwa dunia hanyalah tempat di mana sandiwara kehidupan dipentaskan. “Kehidupan dunia sangat sederhana. Kita bagaikan aktor dan artis yang sedang memegang peran masing-masing. Sedangkan sutradaranya adalah Allah SWT. Skenarionya adalah Alquran dan Sunnah. Barang siapa yang memerankan perannya sesuai dengan skenario Allah, maka ia pun memperoleh bayaran berupa surga. Tetapi bagi mereka yang berperan sesuai kehendak hati dan nafsunya melanggar skenario yang ditetapkan oleh sang Sutradara Kehidupan, mereka akan dipecat, masuk ke dalam neraka.” (Ahmad Rifa’I Rif’an)
BACA JUGA: 3 Hukuman dan Derita bagi Pecinta Dunia
Ketika Allah menyuruh kita bersabar saat ujian kemiskinan melanda, maka bersabarlah. Begitupula ketika Allah memberikan kita nikmat, maka bersyukurlah. Kunci selamat dalam kehidupan ini adalah mengikuti kehendak Allah dan menjalankan skenario yang telah ditetapkan-Nya. Jangan keluar batas apalagi membuat skenario baru, maka kehidupanmu akan kacau balau dan bisa saja mendapatkan hukuman dari sang Sutradara.
Karena itu jika selama ini kita masih menyimpang dari skenario yang telah ditetapkan, maka segeralah kembali. Sebelum sang Sutradara mengatakan “cut” pertanda kamu diberhentikan dari adegan kehidupan ini.
Akhirnya, jadilah di dunia ini layaknya orang asing atau seperti seorang perantau. Karena tujuan perjalanan kita bukanlah dunia, akan tetapi tujuan akhir kita adalah akhirat. Jadikanlah dunia ladang untuk bercocok tanam, sedangkan masa panen adalah di akhirat kelak. Bersyukurlah atas segala kenikmatan maka nikmat itu bertambah. Sedangkan dalam urusan dunia ini, jangan melihat orang yang berada di atas kita, lihatlah kepada siapa yang berada di bawah kita, agar kita bisa lebih bersyukur atas segala kehendak-Nya. []
SUMBER: WAHDAH.OR.ID