JAKARTA—Dwi Hartanto, mahasiswa Indonesia di Technische Universiteit Delft Belanda, mengakui telah melebih-lebihkan informasi terkait pribadi, kompetensi dan prestasinya selama di Belanda.
“Saya mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah dirugikan atas tersebarnya informasi-informasi yang tidak benar terkait dengan pribadi, kompetensi, dan prestasi saya,” tulis dia melalui surat klarifikasi dan permohonan maaf yang diterima Kantor Berita Antara di Jakarta.
Berbagai prestasi yang selama ini diklaim Dwi, membuatnya dianugerahi penghargaan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Namun belum lama ini KBRI Den Haag mencabut penghargaan tersebut.
Pencabutan dilakukan setelah alumni dan PPI Delft meninvestigasi berbagai klaim prestasi Dwi. Hasil investigasi itu mementahkan semua klaim pencapaian Dwi mulai dari fakta soal pertemuannya dengan BJ Habibie, latar belakang pendidikan hingga prestasi di bidang antariksa.
Dwi mengakui dirinya salah, khilaf dan tidak dewasa yang menyebabkan munculnya informasi tidak sesuai kenyataan dan manipulasi fakta.
“Saya mengakui dengan jujur kesalahan/kekhilafan dan ketidakdewasaan saya, yang berakibat pada terjadinya framing, distorsi informasi atau manipulasi fakta yang sesungguhnya secara luas yang melebih-lebihkan kompetensi dan prestasi saya,” paparnya.
“Perbuatan tidak terpuji/kekhilafan saya seperti yang tertulis di dokumen ini adalah murni perbuatan saya secara individu yang tidak menggambarkan perilaku pelajar maupun alumni Indonesia di TU Delft secara umum,” tulis Dwi.
Dalam surat itu dia pun berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan serupa, tetap berkarya dan berkiprah sesuai bidang kompetensinya, serta akan menolak memenuhi pemberitaan dan undangan berbicara resmi yang di luar kemampuannya. []