DZIL Jausyan Adh-Dhibabi adalah seorang penunggang kuda terbaik dari kalangan Bani Amir. Ia mempunyai seekor kuda terbaik bernama Al Qarha yang cukup terkenal. Ia belum masuk Islam, tetapi ia menghargai keberadaan Nabi shalallahu’alaihi wa sallam di Madinah. Setelah selesai Perang Badar, ia menunggangi kuda keturunan Al Qarha, untuk diberikan kepada Nabi shalallahu’alaihi wa sallam sebagai hadiah dan penghargaannya.
Tetapi Nabi shalallahu’alaihi wa sallam tidak mau menerimanya begitu saja, kecuali jika menukarnya dengan baju-baju besi pilihan yang berasal dari ghanimah Perang Badar. Dzil Jausyan tidak mau dengan tukar-menukar itu, karena niatnya sejak awal memang untuk dihadiahkan tanpa pengganti, bahkan seandainya ditukar dengan yang lebih berharga seperti budak, ia tetap tidak bersedia. Sebaliknya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pun tidak bersedia karena memang tidak memerlukannya.
BACA JUGA: Sahabat Ayo Bertemu Lagi di Surga
Nabi shalallahu’alaihi wa sallam menyerunya masuk Islam. Tetapi sekalipun ia menghargai Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bahkan hingga berkeinginan memberikan hadiah, seruan Nabi shalallahu’alaihi wa sallam belum diterimanya, dengan alasan kaum beliau sendiri masih menyakiti dan menghasut untuk tidak mengikuti agama Islam. Bahkan kekalahan kaum Quraisy di Badar belum bisa meyakinkannya, ia berkata, “Aku akan masuk Islam jika engkau dapat menaklukan Makkah dan mendudukinya.”
Maka Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Semoga engkau masih hidup saat itu, dan engkau bisa menyaksikan peristiwa itu.”
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk mengambilkan sekarung kurma terbaik sebagai perbekalan, saat Dzul Jausyan akan kembali ke kabilahnya. Beliau juga memujinya sebagai penunggang kuda terbaik dari kalangan Bani Amir.
BACA JUGA: Hudzaifah bin Yaman, Sahabat yang Bisa Melihat Tanda Kemunafikan
Waktupun berlalu, seseorang membawa kabar ke kabilah Bani Amir kalau Nabi shalallahu’alaihi wa sallam telah menaklukan Mekkah dan mendudukinya, Dzul Jausyan berseru, “Celaka, ibuku kehilangan diriku, seandainya aku memeluk Islam saat itu, dan meminta darinya sepetak tanah dari Hiirah, pasti ia akan memberikannya.”
Begitulah, sesuai janjinya kepada Rasullullah shalallahu’alaihi wa sallam, Dzul Jausyan akhirnya memeluk Islam. []
Referensi: Kisah 25 Nabi dan Rasul dilengkapi Kisah Sahabat, Tabiin, Hikmah Islam, Rasulullah, wanita shalihah/ kajian Islam 2