Oleh: Hamsina Halik, A. Md
Anggota Komunitas Revowriter
DALAM setahun terdiri dari 12 bulan, diantara bulan-bulan itu ada bulan haram yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan segala kemuliaan dan keutamaannya. Salah satunya adalah bulan Dzulhijjah. Dimana pada bulan ini banyak syariat mulia yang diperintahkan Allah SWT, diantaranya ibadah haji dan berqurban. Adalah hal yang penting untuk memprioritaskan sebuah amalan diantara amalan-amalan lain. Yaitu menjadikan setiap amalan bernilai pahala disisi Allah. Mendahulukan amalan wajib dan Sunnah. Sebab, inilah anjuran di bulan mulia ini.
Terlebih jika amalan-amalan itu dilakukan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Sebab, di waktu-waktu inilah Allah SWT telah tetapkan sebagai musim ketaatan dan kesempatan beramal shalih. Maka, sebagai seorang muslim hendaknya kita memanfaatkan waktu ini yang telah disediakan oleh Allah SWT. Memanfaatkannya dengan melakukan berbagai ibadah yang disyariatkan. Menjaga lisan dari hal yang tak berfaedah, menjaga amalan-amalan hal yang merugikan demi untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Jiwa. Agar mampu melewati kehidupan dengan semangat yang kuat dan jiwa besar.
Adapun kemuliaan sepuluh hari pertama sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Tidak ada suatu hari di mana amal shalih pada hari itu lebih dicintai Allah dibandingkan beramal pada hari-hari ini -maksud beliau adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah- .Sahabat bertanya:’Wahai Rasulullah, sekalipun amalan itu jihad fi sabililah?’Beliau menjawab:’Ya, walaupun jihad fi sabililah, kecuali seseorang yang pergi berjihad dengan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak pulang (dari jihad itu) dengan membawa suatu apapun.” (HR.Al-Bukhari)
BACA JUGA: 6 Amalan di Awal Bulan Dzulhijah
Hadist diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa amalan-amalan yang dilakukan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah hari yang sangat mulia dan penuh berkah. Diantara bukti kemuliaan bulan ini, diantaranya:
Pertama, Allah SWT bersumpah dengan sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Sumpah ini menunjukkan sesuatu yang sangat penting dan begitu besar manfaat yang didapatkan dari hal tersebut. Firman-Nya:
“Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh.” (QS.Al-Fajr:1-2)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dan Ibnu Zubair, Mujahid rahimahullah dan banyak dari kalangan salaf maupun khalaf berkata:” Sesungguhnya itu adalah sepuluh hari dzulhijjah.” Ibnu Katsir rahimahullah berkata:”ini adalah pendapat yang benar.” (tafsir Ibnu katsir)
Kedua, amal kebaikan pada hari-hari tersebut lebih baik atau lebih dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas. Maka, pada hari-hari itu sebaiknya bersungguh-sungguh dalam beribadah, diantaranya shalat, membaca Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah, memperbanyak doa, bersedekah, berpuasa Sunnah serta amalan-amalan lainnya.
Ketiga, Waktu siangnya lebih mulia dan sepuluh terakhir ramadan. Maksud dari sepuluh terakhir ramadan yaitu siangnya ramadan. Sebab, siangnya sepuluh hari pertama Dzulhijjah didalamnya terkumpul seluruh ibadah-ibadah yang diutamakan. Seperti: shalat, zakat, haji dan sedekah.
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad memberikan penjelasan yang bagus tentang masalah ini. Beliau rahimahullah berkata,
“Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari penjelasan keutamaan seperti ini, hilanglah kerancuan yang ada. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah).”
BACA JUGA: 14 Amalan Ini Pahalanya Setara Ibadah Haji
Keempat, padanya ada hari Arafah (9 Dzulhijjah). Pada hari ini secara khusus untuk orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji disunnahkan berpuasa Sunnah Arafah.
“…puasa hari ‘arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai kaffarah satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad & Muslim)
Kelima, padanya ada Yaumul Nahr (hari qurban). Merupakan hari yang agung dalam setahun. Di hari itu terkumpul berbagai ibadah dan amalan ketaatan yang tidak ada di hari-hari selainnya.
“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah tabaraka wa ta’ala adalah Yaumun Nahr (hari kurban) dan Yaumul Qor (hari al-Qor)”. (HR. Abu Daud)
Sungguh, adalah nikmat yang besar dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Ditetapkan baginya bulan yang penuh kemuliaan. Hanya orang-orang yang solih yang mampu merasakan kebahagiaan dan ketenangan hati atas keberkahan dari keutamaan bukan Dzulhijjah. Memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya dengan memberikan perhatian lebih untuk semakin taat kepada Allah SWT. Menjadikan momen yang berharga ini sebagai jalan untuk lebih terikat lagi kepada aturan-aturanNya. Menghadirkan Islam sebagai asas kehidupannya. Wallahu a’lam. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri