DZULQA’DAH adalah bulan kesebelas dalam penanggalan Islam, hijriyah. Bulan ini merupakan bulan yang mengandung makna sakral dalam sejarah di mana pada bulan ini terdapat larangan berperang. Makna kata Dzulqa’dah adalah ‘Penguasa Gencatan Senjata’ sebab pada saat itu bangsa Arab meniadakan peperangan pada bulan ini.
Makna literal ini merujuk kepada tradisi orang Arab jahiliyah yang memanfaatkan bulan Dzulqa’dah untuk berehat duduk-duduk di kampung mereka, melepas lelah dan penat dari kebiasaan berpergian, bersengketa, dan berperang pada bulan-bulan yang lain. Mereka sangat menghormati bulan Dzulqa’dah sebagai salah satu bulan haram, dan untuk mempersiapkan ibadah haji di bulan berikutnya, yaitu bulan Dzulhijjah (Syauqi Dhaif, Al-Mu’jam Al-Wasith).
BACA JUGA: 3 Keutamaan Bulan Dzulkaidah Menurut Alquran
Apa saja keistimewaan bulan Dzulqa’dah?
Hal penting lain yang membuat bulan Dzulqa’dah istimewa ialah bahwa masa tiga puluh malam yang dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk bertemu dengan-Nya terjadi pada bulan Dzulqa’dah, sedangkan sepuluh malam sisanya terjadi pada bulan Dzulhijjah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 142:
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” []