KISAH ini nyata dan diceritakan oleh Mufti Ismail Menk.
Ada anak laki-laki di salah satu negara di jazirah Arab. Anak itu mempunyai kebiasaan buruk.
Dia kecanduan pornografi. Pada suatu hari, dengan membayar menggunakan kartu kreditnya, dia berlangganan email mingguan berisi video dan foto wanita tanpa busana dari salah satu situs porno.
Sebagian temannya meminta kepadanya, “Kami tidak ingin membayar untuk mendapatkan foto-foto dan video itu, jadi ketika emailnya sampai kepadamu, tolong kirimkan juga pada kami.”
Kebetulan dia mempunyai grup berisi begitu banyak teman di ponselnya. Jadi dia terbiasa mengirim email berisi gambar pornografi tersebut kepada teman-temannya setiap minggu.
Karena harus mengirim emailnya setiap minggu, lama-kelamaan dia pun lelah melakukannya.
Jadi dia memutuskan menggunakan auto-forward pada emailnya. Auto-forward berarti emailnya akan terkirim secara otomatis secara tiap minggunya.
https://www.youtube.com/watch?v=7v1O_5hohGo&t=9s
Bulan demi bulan pun berlalu. Pada suatu hari, dia bepergian bersama teman-temannya dalam suatu perjalanan wisata.
Dia pun meninggal dunia dalam kecelakaan. Sementara beberapa temannya yang ikut menumpang berhasil selamat dari kecelakaan.
Kabar duka pun tersebar. Teman-temannya yang lain begitu terpukul mendengar kabar kematian teman mereka.
Beberapa hari kemudian ketika teman-temannya berkumpul di rumahnya, mereka terus menangis seiring mereka bercerita kepada seorang syekh yang hadir.
“Syekh, setiap minggu kami mendapatkan email auto-forward berisi video dan gambar-gambar pornografi dari teman kami ini, sedangkan sekarang dia sudah meninggal.”
Teman-teman si pemuda yang meninggal itu, sampai harus menelusuri kembali ke servernya. Dan butuh waktu sangat lama sampai akhirnya email tersebut diputus, karena mereka harus menunggu sampai langganan emailnya kadaluarsa.
Mereka semua menangis ketika menceritakan kisah ini kepada syekh tadi. Mereka semua mendapat pelajaran yang berharga. []
Sumber: lampuislam