SUDAH umum diketahui di antara para sahabat bahwa yang pertama di antaranya adalah Abu Bakar yang diikuti oleh Umar bin Khattab yang diikuti oleh Utsman bin Affaan.
Ibnu Umar meriwayatkan dalam sebuah hadis sahih: “Selama masa Nabi, kami tidak pernah menyamakan orang dengan Abu Bakar lalu Umar kemudian Utsman. Kami menghormati para sahabat yang tersisa itu dan tidak pernah membuat perbandingan di antara mereka.” (Abu Daud – sahih).
BACA JUGA: Zaid bin Khaththab Menolak Baju Besi dari Umar
Dalam Sahih Al-Bukhari, Nabi berkata: “Ketika aku sedang tidur, aku melihat diriku di surga kemudian ada seorang wanita yang wudhu di sisi istana, aku berkata: ‘Istana siapakah ini?’ Wanita itu berkata: ‘Ini milik Umar.’ Aku teringat akan kecemburuan Umar dan aku berbalik untuk pergi. Kemudian, Umar menangis dan berkata, ‘Mungkinkah aku cemburu padamu, Rasulullah?’ “.
Nabi mengajarkan kepada kita bahwa kepada orang yang benar-benar beriman, Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada yang lainnya,. Dalam Sahih Al-Bukhari, Abdullah ibn Hisyam meriwayatkan: “Kami bersama Nabi dan dia mengambil alih tangan Umar bin Al-Khattab. Umar berkata kepada Nabi: ‘Ya Rasulullah, engkau yang lebih aku kasihin melebihi aku mengasihi diriku sendiri.’ Nabi berkata kepadanya: ‘Tidak, demi Dia yang tangannya memiliki jiwaku, tidak sampai aku lebih berharga bagimu daripada bahkan dirimu sendiri.’ Umar berkata: ‘Nah, demi Allah, engkau lebih berharga bagiku daripada diriku sendiri.’ Nabi berkata: ‘Sekarang, wahai Umar.’ ”
Selain mempunyai keutamaan, Umar juga mempunyai enam kontribusi pada masa Khalifah Abu Bakar:
BACA JUGA: Belajar dari Sikap Tawadhunya Umar bin Khattab
1. Orang pertama yang membaiat Abu Bakar sebagai khalifah di Saqifah Bani Sa’idah.
2. Penasihat pertama khalifah Abu Bakar.
3. Menjalani tugas sebagai hakim.
4. Menasihati khalifah Abu Bakar untuk tidak ikut operasi militer dalam memerangi para pembangkang zakat tetapi tetap diam di Madinah.
5. Membantu khalifah dalam menentukan aparat negara.
6. Menganjurkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan al-Qur’an karena khawatir mengalami kepunahan akibat meninggalnya para penghafal al-Qur’an.
Sumber: The Golden Story of Umar bin Khaththab/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014