BERMUSYAWARAH merupakan prinsip agung, dan merupakan sarana untuk menyatukan hati, di samping sebagai pintu gerbang menuju kesukesesan. Allah telah memberi pujian kepada kaum Mukminin, maka Allah berfirman,
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan bermusyawarah di antara mereka.” (QS. Asy-Syura : 38)
Al-Qurthubi berkata, “Mereka saling bermusyawarah dalam segala urusan, orang-orang Anshar –sebelum kedatangan Nabi kepada mereka- jika mereka hendak melakukan suatu urusan mereka, maka mereka memusyawarahkannya lalu melaksanakannya. Maka dari itu Allah memuji mereka dengan Firmannya.
BACA JUGA: Merosotnya Iman Lelaki karena Jauh dari Shalat Berjamaah
Basyar bin Burd berkata, “Jika satu persoalan mengharuskan bermusyawarah, maka mintalah bantuan pada pemikiran orang arif, atau minta nasihat kepada orang yang setia. Dan jangan sekali-kali engkau jadikan musyawarah sebagai kebencian, karena sesungguhnya bulu sayap bagian bawah adalah kekuatan bagi bulu sayap bagian atas.”
Terkadang manusia lemah dalam berpikir dan dalam mencapai tujuannya, akan tetapi itu akan menjadi mudah baginya ketika ia memadukan pemikirannya dengan pemikiran orang lain. Hingga menjadi jelas baginya jalan yang harus ia tempuh dan ia pun mencapai tujuannya dengan mudah dan ringan sebagaimana disebutkan, “Bahwa bermusyawarah itu adalah hakikat petunjuk.”
Allah telah memberikan contoh yang amat jelas dan nyata pada diri manusia yang paling sempurna pemikirannya dan paling suci jiwanya yaitu Rasulullah SAW, di mana Allah telah memerintahkan beliau untuk bermusyawarah, dalam Firmannya,
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (QS. Ali Imran : 159)
BACA JUGA: 5 Hal yang Membuat Kita Bisa Merasakan Manisnya Iman
Sudah sangat jelas bahwa Allah memerintahkan kita untuk bermusyawarah agar lebih mempermudah urusan kita. Seseorang yang enggan dan tidak mau untuk bermusyawarah dengan orang lain, sungguh sikapnya tersebut merupakan sebab lemahnya iman.
Ketika seseorang memutuskan perkara itu sendiri sesungguhnya di khawatirkan ia memutuskan atas dasar nafsunya. Alangkah lebih baiknya jika kita memutuskan sesuatu atas pertimbangan berbagai hal. Dengan demikian, perkara yang akan kita putuskan atau laksanakan akan lebih matang. []
Sumber: 31 Sebab Lemahnya Iman/ Husain Muhammad Syamir/ Darul Haq