AMERIKA SERIKAT— Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson dilaporkan telah mengumumkan mengenai strategi AS di Suriah dalam sebuah pidato resminya.
Menurut laporan Shabestan pada Kamis (18/1/2018), upaya diplomatik AS di Suriah akan berfokus pada langkah-langkah stabilisasi dan solusi politik untuk konflik di sana, namun tidak pada pembangunan Negara.
Sementara itu, Amerika Serikat telah mengirim tambahan diplomat ke Suriah sejak Mei 2016 untuk membantu mengatasi konflik di negara tersebut.
“Sejak Mei 2016, AS telah mengirim tambahan diplomat ke daerah-daerah yang terkena dampak di Suriah yang bekerja dengan PBB, mitra kami dalam koalisi global untuk mengalahkan Daesh dan berbagai organisasi non-pemerintah,” kata Tillerson.
Selain itu, Sekretaris Negara AS mengatakan bahwa AS akan mempertahankan kehadiran militer di Suriah untuk memastikan bahwa kelompok teroris Daesh tidak muncul kembali di negara tersebut.
“AS akan mempertahankan kehadiran militer di Suriah yang berfokus untuk memastikan Daesh tidak dapat muncul kembali,” pungkas Tillerson dalam sebuah pidato mengenai strategi AS di Suriah.
Tillerson mencatat bahwa kemungkinan penarikan AS dari Suriah kemungkinan akan membantu Presiden Bashar Assad dan memberi Iran kesempatan untuk memperkuat perannya di wilayah tersebut.
Suriah telah dilanda perang sipil sejak tahun 2011, di mana pasukan rezim Assad membantai kelompok-kelompok anti-Assad.
Masyarakat internasional telah mengambil sejumlah langkah yang bertujuan untuk menyelesaikan krisis, termasuk melalui negosiasi di Jenewa dan Astana. Putaran terakhir perundingan Jenewa yang disahkan PBB berlangsung pada bulan Desember.
Keterlibatan Militer AS di Suriah belum disetujui oleh Dewan Keamanan PBB atau pemerintah Suriah. []