Oleh: Verawaty Hadi
verawati237@gmail.com
MULAI dini hari seorang istri sudah bangun, apa yang dilakukannya? Banyak. Mulai dari menunaikan shalat malam, tilawah, tak lupa dzikir sekaligus memikirkan menu apa yang akan disajikan saat sarapan nanti. Setelah itu, mulai aksi. Belanja, masak, nyiapin sarapan. Setelah itu, nyiapin baju anak-anak dan suami, nyiapin air minum dan lain sebagainya yang berkaitan dengan urusan mereka.
Sudah selesai? Belum. Masih ada dua anaknya yang masih kecil-kecil. Belum memandikan dan nyuapin makan. Namanya anak-anak, tidak bisa diburu-buru, butuh waktu yang lama. Peluk cium dulu, minum air putih dan tentunya menggendongnya terlebih dahulu.
BACA JUGA: Wahai Suami, Istri Anda akan Senang jika Ditawari Bantuan
Waktu sudah menunjukan pukul 07.30. cucian dua bak belum selesai, sambil nyuci nyiapin bekal sekolah. Satu lagi sesi yang butuh ke sabaran dan trik yaitu saat mau pakai baju. Kesenangan si kecil kalau mau pakai baju lari sana sini, dipanggil malah tambah jadi. Tarik nafas, beres? belum, Lanjut Ibunya mandi. Astagfirullah waktu sudah jam 08.00, saatnya jadi tukang ojek, mengantar si nomor tiga ke sekolah.
Karena pagi belum kelar semua. Pulang nganter anak sekolah, lanjut mencuci baju dan menjemurnya. Karena si kecil rewel sebab ngantuk, akhirnya menjemur sambil menggendong. Sudah selesaikah? Belum! Si kecil masih rewel dan mengendongnya, baru kemudian akhirnya tidur. Sudah beres? Masih belum! Belum masak untuk makan sore, cuci piring, merapikan rumah, nyapu, ngepel dan menyetrika. Allahuakbar…
Masyallah…luar biasa banyaknya kerjaan ibu. Terlihat enteng dan gampang memang. Tapi butuh energi yang luar biasa. Tidak cukup bisa tapi juga harus sabar ditambah butuh kewarasan dan kesehatan. Bayangkan kalau dikalkulasikan. Apabila satu pekerjaan rata-rata menghabiskan setengah jam. Berarti bila ada 10 macam pekerjaan, maka sehari ibu bekerja lima jam. Kenyataanya pekerjaan ibu lebih dari 10 macam dan itu bisa berulang. Masak dua kali, nyapu dua kali dan lainnya. Lalu kapan ibu belajar, istirahat, berdakwah, bergaul dengan teman-temannya dan me time? Ibu bangun paling awal tidur paling akhir.
Lelah, pastinya lelah, bahkan sangat lelah. Di sinilah pentingya seorang suami memahami kondisi istrinya di rumah. Barangkali rumahnya berantakan, karena dia lelah, belum sempat merapikan atau belum masak dan lain sebagainya.
Maka tak salah dan tak merendahkan derajatnya, bila seorang suami membantu meringankan urusan isrtinya. Bisa dengan langsung membantu satu atau dua pekerjaan, bisa dengan mengupah seorang membantu. Kalaupun keduanya tidak bisa maka berilah istri kasih sayang yang cukup, doakan dan motivasi untuk kuat. Artinya meringankan pekerjaan Istri. Janganlah bersikap cuek atau sudahlah tidak bisa membantu, malah marah-marah dengan kondisi di rumah.
Jangan biarkan istri lelah. Bila lelah maka setan akan mudah menggoda. “Hai wanita, apa yang kamu dapatkan di rumahmu ini? Tidak ada yang engkau dapatkan bukan? Kecuali lelah dan letih!
“Keluar saja kau dari rumah. Kau masih cantik, muda dan juga pintar. Pasti banyak perusahaan yang akan menerimamu” begitulah kiranya perkataan setan yang dibisikkan ke telinga seorang ibu. Bila tergoda, akhirnya istri bekerja di luar rumah. Anak-anak sama pembantu atau orang tua. Inilah awal yang menyebabkan rusaknya tatanan keluarga.
BACA JUGA: Wahai Istri, Sudahkah Anda Bersyukur atas Kehadiran Suami Anda?
Wahai para suami, hendaklah engkau menyadari kondisi-kondisi ini. Ringankanlah dan bantulah urusan istri. Fasilitasilah ia untuk belajar, motivasi dan dukung untuk berdakwah atau berbagi ilmu di masyarakat. Komunikasi dan saling membantu di antara suami istri adalah kunci sukses menjalankan bahtera rumah tangga. Ajaklah sesekali istri keluar, mungkin hanya sekadar makan bakso berdua. Tapi di situ ada kominikasi yang bergizi sehinga mewaraskan pikiran istri. “Engkau adalah suami terbaik” julukan ini pun pantas disematkan padamu wahai para suami.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Ibnu Majah). []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.