TURKI–Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Selandia Baru menjatuhkan hukuman mati bagi Brenton Tarrant, teroris yang membantai 50 Muslim dalam serangan di dua masjid Christchurch.
Bahkan Erdogan membuat ancaman bahwa Turki akan membuat teroris tersebut membayar tindakannya jika Selandia Baru tidak melakukan apa yang dia serukan.
Tarrant, 28, teroris Australia yang mengampanyekan supremasi kulit putih, didakwa melakukan pembunuhan pada sidang pengadilan hari Sabtu. Dia menembaki para jamaah salat Jumat di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood.
BACA JUGA:Â Kecam Aksi Teror Masjid di Selandia Baru, Ini Kata Erdogan
“Anda membunuh 50 saudara kami dengan kejam. Anda akan membayar untuk ini. Jika Selandia Baru tidak membuat Anda (dihukum mati), kami tahu bagaimana membuat Anda membayar dengan satu atau lain cara,” kata Erdogan pada rapat umum pemilu di Turki utara, Selasa, yang dilansir Reuters, Rabu (20/3/2019).
Dia mengatakan Turki salah telah menghapuskan hukuman mati 15 tahun yang lalu. Dia menambahkan bahwa Selandia Baru harus membuat aturan hukum sehingga tersangka serangan teroris di Christchurch dapat menghadapi hukuman mati.
“Jika parlemen Selandia Baru tidak membuat keputusan ini, saya akan terus berdebat dengan mereka terus-menerus. Tindakan yang perlu perlu diambil,” ujarnya.
Erdogan juga tak peduli dengan teguran Menlu Selandia Baru karena telah menampilkan video pembantaian di Chrischurch dalam sebuah rapat penting.
Kutipan manifesto Tarrant ditampilkan di sebuah layar pada rapat umum Erdogan pada Selasa (19/3/2019) . Tak hanya itu, cuplikan video singkat aksi teroris Tarrant saat memasuki salah satu masjid dan menembak juga ditayangkan.
Erdogan mengatakan pria bersenjata itu mengeluarkan ancaman terhadap negara dan presiden Turki. Menurutnya, Tarrant ingin mengusir orang-orang Turki dari wilayah barat laut Turki, Eropa.
BACA JUGA:Â Terngiang Jeritan Korban Tragedi Christchurch, Nasim Khan Mengaku Sulit Tidur
Sekadar diketahui, Istanbul yang dihuni mayoritas Muslim Turki terbagi antara bagian Asia di sebelah timur Bosphorus dan bagian Eropa di sebelah barat.
Sebelumnya, dalam komentar yang sarat hasutan pada Senin (18/3/2019), Erdogan menyarankan bahwa siapa pun yang datang ke Turki dengan sentimen anti-Muslim akan dikirim kembali dalam peti mati seperti selama kampanye Gallipoli. Dia membuat komentar itu di provinsi Canakkale, Turki barat laut yang merupakan rumah bagi medan perang bersejarah. []
SUMBER: SINDO | REUTERS