TURKI–Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengecam para pemimpin Arab dan negara-negara Muslim lainnya yang tetap diam mengenai masalah “kesepakatan abad ini,” yang mengancam Palestina.
Erdogan menegaskan kembali oposisi kuat negaranya terhadap kesepakatan yang diumumkan di Gedung Putih oleh Presiden AS Donald Trump pada Selasa (28/1/2020). Diketahui duta besar dari tiga negara Arab hadir dalam acara pengumuman tersebut.
BACA JUGA: Usai Minta Maaf dan Hafalkan Puisi Nasionalis, 2 Bocah Penghina Erdogan Diampuni
“Kami tidak akan pernah mengakui atau menerima kesepakatan itu karena bertujuan untuk mencaplok tanah Palestina yang diduduki,” kata Erdogan pada pertemuan kepala provinsi Partai Keadilan dan Pembangunan di Ankara.
Dilansir dari surat kabar Turki, Daily Sabah, Erdogan juga mengumumkan bahwa meninggalkan nasib Yerusalem dan Palestina sepenuhnya dalam “cakar berdarah” Israel akan menjadi “kejahatan terbesar dalam sejarah umat manusia.”
Turki tidak memiliki masalah dengan orang-orang Yahudi, namun Erdogan menekankan bahwa Turki menentang kebijakan penindasan Israel yang bertujuan untuk merebut hak-hak Palestina.
Erdogan menyoroti pentingnya Yerusalem dan situs suci di kota itu bagi umat Islam dan Kristen. Ia mendesak semua orang untuk bersuara menentang kesepakatan Trump.
“Jika kita tidak dapat melindungi Masjid Al-Aqsha, maka kita tidak akan dapat mencegah mereka untuk berbuat kerusakan ke Ka’bah sebagai target di masa depan,” ungkap Erdogan.
BACA JUGA: Presiden Erdogan: Kondisi Al-Quds Makin Memburuk dari Hari ke Hari
Erdogan mencatat bahwa masalah Palestina dan Yerusalem adalah masalah bagi seluruh Muslim. Erdogan mengkritik mereka yang diam dan bertanya: “Kapan kamu akan bersuara untuk Palestina?”
Erdogan menyatakan bahwa “negara jahat” seperti Israel, benar-benar tidak dapat diterima oleh Turki.
“Arab Saudi kebanyakan kamu diam. Kapan kamu akan bicara? Hal yang sama berlaku untuk Oman, Bahrain, dan Abu Dhabi,” kata Erdogan.
“Beberapa negara Arab yang mendukung rencana semacam itu telah mengkhianati Yerusalem, bangsanya sendiri dan yang paling utama adalah kemanusiaan,” tambah Erdogan. []
SUMBER: MEMO