ASTANA–Pada Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendorong negara-negara Muslim untuk “menggunakan segala cara yang ada” untuk menghentikan “kekejaman” yang dilakukan kepada warga Rohingya.
Sebelumnya, Presiden Ergodan berjanji akan mengangkat isu Rohingya dalam pertemuan tahunan Sidang Umum PBB bulan ini.
Rohingya, disebut PBB sebagai orang-orang yang paling di-persekusi, mengalami ketakutan lagi setelah belasan orangnya tewas dalam kekerasan komunal pada 2012.
PBB mencatat perkosaan massal, pembunuhan – termasuk kepada bayi dan anak-anak – pemukulan brutal, dan penghilangan orang yang dilakukan oleh pihak militer.
Dalam laporannya, penyelidik PBB berkata bahwa pelanggaran HAM ini menyumbang pada tindak kriminal atas HAM.
Kekerasan terbaru muncul di Rakhine, Myanmar, sekira dua minggu lalu ketika angkatan bersenjata melakukan operasi terhadap komunitas Rohingya.
Bangladesh, yang sebelumnya telah menjadi suaka bagi 400.000 pengungsi, menghadapi gelombang masuk pengungsi secara besar-besaran sejak operasi tadi diluncurkan.
Pada Sabtu, PBB berkata ada 290.000 warga Rohingya yang mencari perlindungan ke Bangladesh.
Presiden Erdogan tiba di ibu kota Kazakhstan pada hari Sabtu untuk kunjungan selama dua hari.
“Kami ingin bekerja sama dengan pemerintah Myanmar dan Bangladesh untuk mencegah bantuan kemanusiaan tidak tersalurkan dengan baik,” kata Presiden Erdogan dalam sesi pembuka KTT Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di ibu kota Kazakhstan, Astana.
Erdogan mengatakan Turki telah menawarkan bantuannya. Dia juga berharap pemerintah Bangladesh mengakui adanya kekerasan dan membantu umat Muslim Rohingya yang melarikan diri menuju Bangladesh.
“Organisasi Internasional dan kita sebagai negara Muslim harus berjuang bersama dengan menggunakan segala cara yang memungkinkan untuk menghentikan kekejaman yang ada,” pungkasnya.[]