ISTANBUL—Turki segera mengirimkan 10 ribu ton bantuan kemanusiaan tahap kedua kepada Muslim Rohingya. Bantuan ini akan dikirim setelah mendapatkan ijin dari Pemerintah Myanmar kepada Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA).
“Rakhine, merupakan wilayah yang belum kami petakan. Drama kemanusiaan telah berlangsung di Rakhine selama beberapa dekade,” ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, lansir Daily Sabah, Rabu (6/9/2017).
Masalah kemanusiaan yang berlangsung di Rakhine, menurut Erdogan, telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dengan berbagai alasan yang kompleks dibelakangnya.
Erdogan menggarisbawahi bahwa ada upaya-upaya tertentu untuk mendiamkan, dan mendorong terjadinya krisis di Rakhine. Ia menambahkan bahwa intensitas krisis terlihat dengan adanya fakta, bahwa tidak ada satu pun kelompok kemanusiaan yang diizinkan memberikan bantuan.
“Satu-satunya badan asing yang secara resmi memberikan bantuan di Rakhine, adalah [Organisasi Kerjasama dan Koordinasi Turki] TİKA. Dan itu dilakukan pada amadan lalu.”
Setelah melakukan pembicaraan dengan Aung San Suu Kyi mengenai krisis Rohingya, Erdogan memastikan bahwa kegiatan kemanusiaan TİKA di wilayah tersebut akan terus berlanjut.
Di lain pihak, Ibu Negara Turki Emine Erdogan serta anaknya Bilal Erdogan, juga mengunjungi Bangladesh untuk bertemu dengan Muslim Rohingya yang menyelamatkan diri dari kekerasan di Rakhine, Myanmar. Turut bergabung dalam kunjungan tersebut, Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu.
“Dunia telah menyaksikan cukup banyak kekejaman serta penderitaan. Kami akan terus menyuarakan nasib Muslim Rakhine, untuk membantu mereka,” ujar Erdogan, sembari mengulangi seruannya untuk mengakhiri kekerasan dan menemukan solusi permanen untuk masalah Rohingya.
Presiden Turki itu berjanji untuk mengangkat isu Rohingya pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OIC), di ibukota Kazakhstan, Astana, yang akan berlangsung antara 7-11 September mendatang.
Selain itu, erdogan juga akan mebawa isu Rohingya ke Sidang Umum PBB, pada 20 September mendatang di New York. Erdogan menambahkan bahwa dirinya akan membahas krisis di Rakhine dengan hampir 30 pemimpin dunia, terutama dengan pemimpin negara-negara Islam. []
Red: Unayah.