DI era perjalanan kejayaan Barcelona di dunia sepak bola, ada begitu banyak nama yang ikut mengantarkannya pada fase itu. Salah satunya adalah Eric Abidal. Dan orang Prancis itu adalah Muslim. Selama enam tahun Abidal di Camp Nou, tak ada yang bisa menggantikannya di sisi kiri El Barca.
Kesuksesan Abidal merumput di lapangan hijau tak lepas dari peran sang istri. Motivasi dan dukungan penuh dari Hayet, istrinya tersebut, membuat peformanya luar biasa. ”Bagiku, istriku adalah sebuah permata. Dia juga pemegang kemudi yang sangat menakjubkan. Saya beruntung mendapat perempuan seperti dia, yang sanggup memberikan arahan dan pendapat yang logis sebelum aku memutuskan hal krusial, termasuk dalam memilih karier,” ungkap Abidal seperti ditulis France Football.
Abidal mengakui, kepindahannya ke Barcelona didorong oleh sang istri. Hayet mendorongnya untuk bergabung bersama Barcelona. ”Aku ingin suamiku tak hanya terpaku bermain di klub sepak bola Prancis. Penting bagi kami untuk menyiapkan masa depan, terutama setelah ia pensiun nanti. Jadi, berkenalan dengan banyak orang di mancanegara memberi banyak keuntungan. Nantinya, kami bisa menjalin relasi bisnis ataupun kerja sama apa yang saling menguntungkan,” papar Hayet.
Memang, besarnya peran Hayet dalam kehidupan pribadi Abidal sudah dibuktikan sejak mereka menikah. Usai menikah, Abidal memilih memeluk Islam setelah mendapat bimbingan intensif dari sang istri yang merupakan asli Aljazair. ”Semua berlangsung alami. Pilihan memeluk agama Islam bukan karena faktor istriku, tapi sebuah hadiah yang tiba-tiba saja muncul. Itu benar-benar terjadi apa adanya. Mengalir begitu saja dan membuatku merasa bahagia,” ungkap Abidal.
Meski dikenal sebagai seorang Muslim yang taat, Hayet juga sangat dekat dengan dunia entertainment. Bedanya, dia sangat pandai membagi peran dan penampilan. Ia tahu saat harus mengenakan busana sopan dan kapan harus mengenakan gaun indah. ”Saya seperti istri pesepak bola lain. Bedanya, saya tak suka berfoya-foya atau larut di dunia malam. Lebih indah jalan-jalan bareng Abidal dan belanja bersama,” tutur Hayet.
Pertemuan Abidal dengan sang istri terjadi ketika ia masih remaja. Kedua sejoli ini kemudian memutuskan untuk menikah pada Juli 2003 silam. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua orang putri, yakni Meliana yang lahir pada 2004 dan Canelia lahir tahun 2006.
Lahir di Lyon, Prancis, pada 11 September 1979, Abidal berasal dari keluarga imigran asal Afrika. Sebelumnya, Abidal merupakan seorang pemeluk agama Katolik.
Setelah mengucap dua kalimah syahadat, ia berganti nama menjadi Eric “Bilal” Abidal.
Kepada majalah Match yang terbit di Paris, Abidal mengatakan, agama Islam telah mendorongnya untuk bekerja keras untuk memperkuat timnya. ”Saya memeluk Islam dengan keyakinan penuh,” ujar ayah dua anak itu. Sejak masuk Islam, Abidal berusaha menjadi Muslim yang taat.
Ia tak pernah melupakan shalat. Terlebih lagi, di markas FC Barcelona, Camp Nou, masih ada dua pemain lainnya yang beragama Islam ketika itu, yakni Seydou Keita dan Yaya Toure. Ketatnya jadwal pertandingan yang harus dilakoni, membuat Abidal sedikit terkendala saat menjalankan ibadah puasa secara penuh pada bulan Ramadhan.
Melawan penyakit jantung
Pada tahun 2011, Abidal berjuang melawan penyakit kanker. Selama setahun ia pun menepi dari lapangan hijau. Selama sakit Abidal mengaku tak pernah berpikir tentang kematian. Pemain asal Prancis itu baru saja kembali dari istirahat panjang, dan mulai membela Blaugrana di lapangan hijau. Namun, selama pengoperasian, Abidal mengatakan bahwa ia tak takut menghadapi kematian.
“Saya tak pernah berpikir tentang kematian, karena saya tahu bahwa Allah SWT yang menentukan segalanya,”
“Saya telah merasakan bermacam penderitaan. Saya bahkan ingat ketika di hari Minggu, rasa sakit begitu menusuk. Hingga saya berkata pada dokter untuk membuat saya tidak sadar, kalau perlu dalam kondisi koma,” ujar Abidal. []
Sumber: reverttoislam