PARIS–Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Theresa May, dan Kanselir Jerman Angela Markel mendesak dunia internasional agar bahu-membahu mengakhiri konflik negara-negara Teluk dengan cara damai.
Seperti dilaporkan Kantor berita Qatar (QNA), Macron telah melakukan pembicaraan dengan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al Thani melalui telepon pada Senin (3/7/2017) untuk membahas perkembangan terkini krisis Teluk.
“Macron dan emir sepakat ingin memecahkan krisis Teluk melalui dialog dan saluran diplomatik,” QNA melaporkan.
Kemudian, Theresa May berbicara dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman mengenai krisis yang masih terus berlangsung.
“Beliau mendesak semua pihak mengambil langkah positif guna menurunkan ketegangan dan memperbaiki kembali persatuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC),” kata May, Senin (3/7/2017).
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan bahwa dia berharap Qatar akan merespon secara positif daftar keinginan keempat negara dan tiga negara Arab lainnya untuk menyelesaikan krisis diplomatik.
“Kami berharap ada respon positif dari Qatar untuk memecahkan krisis ini,” katanya dalam acara jumpa pers bersama rekannya dari Jerman, Sigmar Gabriel, di Jeddah, Senin (3/7/2017).
Keempat negara yang dimaksud Al-Jubeir itu adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir. Negara-negara ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar serempak pada 5 Juni 2017 lalu.
Mereka menuding Qatar membiayai aksi para militan yang menggelorakan terorisme dan melalukan hubungan akrab dengan Iran sebagai rival Saudi di Timur Tengah. Namun, tudingan-tudingan yang disebut negara Arab dan Teluk ditolak Qatar. []