Niat
Niat bukan sekadar ucapan nawaytu (saya berniat). Lebih dari pada itu, ia adalah dorongan hati seiring dengan futuh (pembukaan) dari Allah.
Kadang –kadang ia mudah untuk dicapai, tetapi kadang-kadang juga sulit. Seseorang yang hatinya dipenuhi dengan urusan din, akan mendapatkan kemudahan dalam mengahdirkan niat untuk berbuat baik.
BACA JUGA: Niat Kebaikan dan Keburukan
Sebab ketika hati telah condong kepada pangkal kebaikan, ia pun akan terdorong untuk cabang-cabang kebaikan.
Sebaliknya, orang yang hatinya dipenuhi dengan kecenderungan kepada gemerlap dunia, akan mendapat kesulitan besar untuk mencapainya.
Bahkan dalam mengerjakan yang wajib sekalipun. Untuk “ menghadirkan” niat dengan baik, ia harus bersusah-payah.
Umar bin Khathab meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda,
BACA JUGA: Cara Niat yang Ikhlas dalam Beramal
“Hanyasannya amal-amal itu tergantung kepada niat. Dan seseorang itu akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa niat hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, hijrahnya pun kepada Allah dan Rasulnya. Barangsiapa niat hijrahnya kepada dunia yang diinginkannya atau wanita yang dinikahinya, hijrahnyapun untuk apa yang ia niatkan.” (HR. Al-Bukhariy dalam Bad’ul Wahyi I/9 dan Muslim dalam Al-Imarah XIII/53) []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram kami;
Channel YouTube