KATA Asy-Syitaa-u (musim dingin) dan Ash-Shoifu (musim panas) bisa kita temukan di surat Quraisy. Surat urutan ke 106 itu menjabarkan salah satu kegemaran suku Quraisy, yakni melakukan perjalanan. Tapi, bukan itu arah tulisan singkat kali ini.
Wabah THO’UN yang terjadi di Masa Kekhilafahan Amirul Mu-minin Abu Hafshah Al Faruq Umar Ibnu Khatthab Rodhiyallaahu ‘anhu menjangkiti warga Syam, khususnya di daerah bernama Amwas. Maka. Wabah itu terkenal dengan isitilah Tho’un Amwas.
Wabah itu terjadi di Fashlus Syitaa, bertepatan dengan momen Umat Islam ingin berperang melawan Romawi. Singkat cerita, Umar tidak memutuskan untuk masuk ke Amwas.
Kemudian Umar menunjuk Amru ibnul ‘Ash rodhiyallaahu ‘anhu sebagai penanggung jawab kejadian ini. Lalu, salah satu yang ditemukan Amru bin ‘Ash pada saat itu adalah warga di Amwas dan Syam pada umumnya, gemar sekali duduk-duduk dan kumpul-kumpul.
Mereka gemar berbicara satu dengan yang lainnya, untuk hal-hal yang tidak penting. Lantas, Amru bin ‘Ash memerintahkan untuk membubarkan dan melarang semua acara, tempat, dan lain lain. Dimana, ada perkumpulan manusia di dalamnya.
Akhirnya, wabah pun perlahan surut. Kemudian dengan izin Allah, Thou’un Amwas berakhir pada Fashlus Shoif.
Ramadhan dalam kalender Islam masuk kategori Syahrusy Shoif (bulan musim panas). Mudah2an Ramadhan nanti, wabah ini berakhir dengan izin Allah.
Aamiin.
Walloohu ‘alaan Bisshowaab. []