Oleh: Dilla Retta
dilaretta030399@gmail.com
GENERASI milenial mana sih yang tidak tau peringatan “Valentine Days”? Sebuah perayaan yang di anggap sebagai “Hari Kasih Sayang”, padahal faktanya adalah “Hari Perusakan Moral”. Dengan berbalut kata cinta penuh romansa, bangga melakukan dosa. Mereka menyemburkan “bisa” asmara untuk mematikan aqidah. Duh, mirisnya…
Ya. Inilah yang terjadi, jika mereka tidak mendapatkan pemahaman agama. Racun-racun manis perusak aqidah, ditelan begitu saja. Hanya tau ikut-ikutan, tapi tak paham apa yang sedang dilakukan.
Rewind sejarah kelam di balik gemerlap perayaan
Perayaan yang mereka sebut sebagai “Hari Kasih Sayang”, sebenarnya berasal dari peristiwa kelam bahkan menjijikkan.
BACA JUGA: Valentine Day; Cinta dalam Penjara Hegemoni Sekularisme
Bermula dari kebudayaan Bangsa Romawi Kuno, dalam perayaan Lupercalia pada tanggal 15 Februari sebagai bentuk penghormatan dan pengorbanan kepada Dewa Kesuburan. Hal tersebut dilakukan dengan cara yang sangat menyimpang dan menjijikan, di mana para wanitanya akan dipaksa melakukan hubungan terlarang, dengan cara undian.
Seiring berjalannya waktu, agama Nasrani mulai menyebar di wilayah Romawi. Kebiasaan paganisme yang dilakukan, sudah mulai dihapuskan. Perayaan kesuburan yang dulu diperingati pada 15 Februari, diganti menjadi tanggal 14 Februari oleh umat Kristiani. Bukan lagi untuk melakukan penghormatan kepada dewa kesuburan, tapi untuk mengenang St.Valentine (seorang pastor yang dipenggal karena membela dan memperjuangkan cinta).
Jika demikian, mengapa sekarang dirayakan? Bahkan dianggap trend dalam kalangan milenial.
Inilah racun yang disebarkan orang-orang berpaham liberal, mereka berusaha menghancurkan Islam. Berusaha merusak moral generasi pejuang masa depan.
Inilah FAKE LINE. Sebuah lintasan palsu, perlakuan menyimpang dijadikan sebuah perayaan komersial untuk memperoleh keuntungan.
Sebuah lintasan palsu, kemaksiatan yang dibungkus gemerlap rayuan. Harga diri diberikan percuma, ditukar dengan sekotak cokelat dan setangkai mawar merah. Parah!
Inilah FAKE TIME, kepalsuan waktu. Setan mampu menjerumuskan seseorang, hanya dalam waktu semalam. Ketika segalanya telah diberikan, esok menyesal tak karuan. Naudzubillah!
Lantas apa yang harus dilakukan?
Pahami dengan benar, inilah perang aqidah. Upaya perusakan moral secara halus namun dalam. Strategi picik untuk menghancurkan Islam dengan intrik.
William Ewart Gladstone (Perdana Menteri Inggris 1809-1898) pernah mengatakan: “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Alquran. Tugas kita sekarang adalah mencabut Alquran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkan ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.”
Jika kita sudah paham, maka bentengilah diri dengan iman dengan pengetahuan. Pelajari ilmu agama, perkuat aqidah.
Bukankah Rasulullah SAW sudah pernah memperingatkan umatnya?
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekali pun), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” [HR. Muslim]
Maka jadilah generasi cerdas, yang mampu menolak kemaksiatan dengan tegas. Bekali diri dengan ilmu, agar tidak tasyabbuh.
BACA JUGA: Valentine Day dan Pesan Arsitek Yahudi
Dalam sebuah riwayat hadits, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Teruntuk kita semua, jadikan ini sebagai renungan:
-Jangan pernah gadaikan keimanan, demi mengikuti jalan setan.
-Jangan mudah terbujuk rayuan, hingga mau mengobral kehormatan.
-Kita semua telah di muliakan dalam Islam, jangan menghinakan diri sendiri dengan kemaksiatan.
Ingat, Valentine bukan ajaran Islam!
Wallahu’alam bishawab.
[]
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.