SEKOLAH Alam didedikasikan untuk belajar di luar ruangan. Sekolah Alam pada intinya memanfaatkan pendekatan yang terinspirasi oleh hutan dan alam. Fakta Sekolah Alam adalah program berbasis bermain luar ruangan yang dirancang untuk anak-anak usia 5 hingga 10 tahun.
Walau pada perkembangannya, diperuntukkan juga untuk anak usia menengah dan atas.
Program Sekolah Alam berakar dalam pada pembelajaran berbasis inkuiri. Di Sekolah Alam, siswanya ditunjukkan akan aktivitas seperti menjelajahi alam liar perkotaan, membangun tempat berteduh, pemrograman berbasis makanan dan api, penggunaan alat dan seni yang digerakkan oleh proses dengan bahan-bahan alami; kayu, serat dan tanah liat.
BACA JUGA: 2 Pengalaman Magangku Selama di Sekolah Alam Purwakarta (SAP)
Bercerita, permainan, dan musik melengkapi pengalaman belajar yang tiada duanya juga diajarkan di Sekolah Alam. Sekolah Alam memang dirancang untuk para pelajar muda, mendorong rasa ingin tahu, kepercayaan diri, dan komunitas mereka.
Berikut adalah beberapa fakta Sekolah Alam di Indonesia.
1. Fakta Sekolah Alam: Sekolah Alam adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Lendo Novo berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang kian meningkat.
Oleh karena itu Lendo Novo membangun sekolah alam agar bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tetapi dengan harga yang lebih terjangkau.
Secara umum, sekolah alam bisa didefinisikan sebagai aktivitas belajar-mengajar yang banyak dilakukan di luar ruangan.
Dan di sekolah alam setiap teori yang diajarkan selalu disertai dengan praktik.
2. Fakta Sekolah Alam: Dalam sekolah alam ini, alam dilibatkan sebagai sarana pembelajaran.
https://www.instagram.com/p/CTofPLhJV9X/
3. Fakta Sekolah Alam: Kurikulum Sekolah Alam.
1). Pengembangan akhlak, dengan metode ‘teladan’
2). Pengembangan logika, dengan metode action learning ‘belajar bersama alam’
BACA JUGA: Pengalamanku Belajar di Sekolah Alam Purwakarta
3). Pengembangan sifat kepemimpinan, dengan metode ‘outbound training’
4). Pengembangan mental bisnis, dengan metode magang dan ‘belajar dari ahlinya’ (learn from maestro). []
Artikel ini disusun oleh Muhammad Hisyam Diaurrahman, Siswi Menengah Pertama Kelas 8 di Sekolah Alam Purwakarta (SAP) yang sedang melakukan magang soal jurnalistik.