Oleh: Trio Edo, trioedo@gmail.com
DALAM umur manusia ada titik-titik yang menunjukkan bahwa manusia mengalami sebuah perubahan, pertumbuhan dan berkembang, baik secara fisik, psikologis maupun yang lainnya. Yang secara umum biasanya terbagi ke dalam empat titik/fase yaitu; anak-anak, remaja, pemuda dan tua.
Dari kedewasaan sekarang, tak banyak yang sadar bahkan bisa dikatakan melupakan fase (pemuda) yang sifatnya sangat krusial. Tak banyak pemuda sekarang yang menghabiskan waktu untuk memikirkan sebuah peradaban, yang hanya ada bersuka ria, berpesta (berlebihan) dan berpoyah-poyah. Ketika membuka kitab-kitab sejarah, baik peradaban di dunia islam dan negara-negara lainnya maka tak bisa dipungkiri bahwa “fase pemuda” sangat berperan dalam titik penting yang menentukan sebuah perubahan besar.
Hasan al-Banna mengatakan; “Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya.” Dan salah satu pepatah arab menyatakan; “syubbaanul yaum, rijaalul ghod. Pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan”
Banyak yang mengatakan, bahwa di fase pemuda mempunyai banyak kelebihan yang tidak dimiliki di fase-fase yang lain. Baik Secara fisik dan psikologis.Secara fisik Pemuda memiliki kekuatan yang melebihi anak-anak dan orangtua. Pemuda juga bisa melakukan hal-hal yang tidak ada batasnya. Mendaki gunung, menyeberangi lautan tak lain adalah pekerjaan mudah bagi pemuda.
Pemuda juga mempunyai semangat dan keberanian yang lebih, maka tak heran Rasulullah saw menjadikan panglima-panglima perangnya dari kalangan pemuda, Kholid ibnu walid, Usamah bin Zaid, dan di peradaban belum lama ini di dunia islam, tampil sosok pemuda yang gagah berani melawan kebathilan dan membebaskan konstantinovel yaitu Muhammad Al-fatih.
Di dalam Al-qur’an ada beberapa ayat menjelaskan sifat dan karakter yang mesti dimiliki seorang pemuda.
1. Berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sitem yang rusak.
Seperti kisah nabi Ibrahim; (QS. Al-anbiya 59-60).
Pada zaman itu, kaum musyrikin menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan mereka. Maka Nabi Ibrohim merombak dan bertindak sebagai revolusioner dengan menghancurkan berhala-berhala tersebut.
2. Memilliki standar moralitas (Iman), bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dengan perkataan. Seperti tergambar dalam kisah Ash-habul Kahfi (7 org pemuda yang mengasingkan diri dalam gua untuk menyelamatkan iman. (QS. 18 : 13-14)
Memiliki standar moralitas (Iman). Maka dalam guyonan Ust. Maulana ketika acara Indonesia indah di Trans Tv beliau menyatakan: Taubatnya orang tua itu ibarat makan sambel. Setelah terasa pedas baru berhenti makan sambelnya, tapi taubatnya Anak muda yang sungguhan itu sangat menakutkan, karna itu adalah pilihan tuhan.
3. Tidak gampang berputus-asa, pantang mundur sebelum citat-citanya tergapai. Seperti kisah tauladan dari pemuda (Nabi) Musa As (QS. Al-Kahfi, 60)
Perlu ditanamkan dalam benak pemuda, bahwa putus asa adalah sifat yang mesti dijauhi. Berputus-asa akan membuat diri menjadi lemah. Allah sangat membenci bagi kaum-Nya yang berputus-asa, dan menyerah. Pada kala itu, Nabi Musa As dikejar-kejar oleh pasukan Fir’aun (laknatullah alaihi) sampai Nabi Musa terpojok di pinggir lautan. Kalau saja pada waktu itu Nabi Musa As berputus-asa dan menyerah pada Fir’aun, apa yang terjadi? Tapi Nabi Musa As pantang mundur dan membuang jauh rasa putus-asa itu, maka datanglah pertolongan Allah swt dengan terbelahnya lautan, dan Nabi Musa As bersama kaumnya pun selamat dari kejaran Fir’aun.
Dari ketiga karatkter sifat yang mesti dimiliki seorang pemuda di atas, maka tak heran kalau peran penting “Fase pemuda” sekarang ini dilupakan. Karna pemuda saat ini hanya bisa diam ketika tatanan sistem itu rusak dan menyelisihi akidah, tidak berani merombak suatu bentuk kezhaliman, berputus-asa ketika harapan itu masih cerah, bercerai-berai hanya karna masalah wanita, berselisih dan bertikai tanpa norma, serta hilang moralitas (iman) dalam dada.
Tapi jangan kau lupakan wahai pemuda…! karna orang-orang hebat itu dari kalangan pemuda yang dulunya banyak masalah tapi segera memperbaiki diri.
Orator ulung bapak Mario teguh mengatakan, “Orang-orang hebat itu bermucunlan dari kalangan anak-anak muda yang dulunya bermasalah, tapi segera memperbaiki diri.” Berbenalah dari sekarang, karna esok masih sangat cerah buat pemuda-pemuda bangsa.[]