Oleh: Siti Syifa Arruhiyina
STEI SEBI Prodi Akutansi Syariah
sitisyifaarruhiyina@gmail.com
BERIKUT ini adalah sebuah kisah tentang salah seorang wanita yang sudah dijamin masuk syurga oleh Allah SWT, salah seorang putri Rasulullah ï·º yang di kenalan memiliki kecantikan dan kepribadian yang baik, sabar, lembut hatinya, dan juga penyayang. Namanya “Fatimah” Yang memiliki arti selalu berseri-seri
Fatimah mendapatkan julukan Az Zahra yang berarti bercahaya dan berkilau. Meskipun merupakan anak dari pemimpin tertinggi Islam, namun kepribadiannya begitu sederhana. Bahkan, Rasulullah ï·º pernah berkata bahwa Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia.
Fatimah Az-Zahra merupakan anak ke-6 yang dilahirkan di Makkah, Beliau lahir di Mekkah pada Jumat, 20 Jumadil Akhir atau lima tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasul.
Fatimah Az-Zahra meninggal di usia yang terbilang masih muda, yakni 29 tahun. Ia dimakamkan pada Kamis 20 Ramadhan di pemakaman Jannat al-Baqee.
BACA JUGA:Â 10 Gelar yang Diberikan kepada Fatimah Az-Zahra
Semasa hidupnya Fatimah merupakan anak yang paling dekat dengan Rasul, sebab ia adalah satu-satunya anak yang tinggal bersama beliau setelah Siti Khadijah wafat.
Putri dari Nabi Muhammad ï·º ini, diketahui menikah dengan sepupunya, Ali bin Abi Thalib yang merupakan putra dari ABu Thalib. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak bernama Hassan dan Hussain.
Berikut ini sebuah kisah yang menceritakan tentang Kedermawanan Fatimah Az-Zahra:
Dilansir dari berbagai sumber, ada seorang musafir yang datang menghampiri Nabi Muhammad ï·º yang sedang duduk di masjid bersama dengan para sahabat. Musafir tersebut diketahui datang dengan tangan kosong alias kehabisan bekal.
Si musafir itu berkata kepada Nabi Muhammad ï·º, “Ya Rasulullah, saya lapar sekali berilah saya makanan. Saya tidak punya pakaian kecuali yang saya kenakan. Saya tidak punya uang untuk bekal pulang. Tolong saya, ya Rasul.
Nabi Muhammad ï·º lalu menjawab, “Sayang aku sedang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepadamu, tetapi orang yang menunjukan kebaikan adalah sama dengan orang yang melakukannya.”
“Datanglah ke tempat orang yang dicintai Allah SWT dan Rasulnya. Dia lebih mengutamakan Allah dari pada dirinya sendiri. Dialah Fatimah, putriku,” pinta Nabi Muhammad ï·º.
Kemudian, Nabi Muhammad ï·º meminta tolong kepada sahabatnya untuk mengantar musafir tersebut ke rumah Fatimah Az-Zahra. Namun rupanya, ketika tiba di rumah Fatimah Az-Zahra, ia juga tidak memiliki sesuatu untuk layak di makan dan uang untuk diberikan. Lalu, Fatimah teringat dengan kalung hadiah pemberian suaminya, Ali bin Abi Thalib.
Dengan hati penuh keikhlasan, Fatimah Az-Zahra memberikan satu-satunya harta yang dimilikinya kepada musafir tersebut.
“Juallah kalung ini. Mudah-mudahan harganya cukup untuk memenuhi keutuhanmu,” ujar Fatimah.
Lalu, musafir itu kembali mengunjungi Nabi Muhammad ï·º yang terlihat masih berkumpul dengan para sahabatnya.
Musafir itu memperlihatkan kalung pemberian Fatimah. Betapa terharunya Nabi Muhammad ï·º ketika melihat itu sehingga tak kuasa untuk menahan tangis. Mengetahui fakta bahwa putrinya memberikan satu-satunya harta yang dimilikinya untuk membantu musafir tersebut.
Salah satu seorang sahabat, Ammar bi Yasir, mengajukan diri untuk membeli kalung itu.
“Berapa hendak kau jual kalung itu?” tanya Ammar ke si musafir.
“Aku akan menjualnya dengan roti dan daging yang bisa mengenyangkan perutku. Sebuah baju penutup tubuhku dan uang 10 dinar untuk bekalku pulang,” jawab si musafir.
Ammar lalu membeli kalung itu dengan harga 20 dinar emas, ditambah sebuah baju, serta seekor unta untuk tunggangan si musafir.
Setelah itu, Ammar berkata kepada budaknya yang bernama, Asham. “Wahai Asham, pergilah menghadap Rasulullah dan katakan aku menghadiahkan kalung ini dan juga engkau kepadanya. Jadi, mulai hari ini kamu bukan budakku lagi tetapi budak Rasulullah.”
BACA JUGA:Â Keistimewaan Hari Kamis dan Doa Fatimah Az-Zahra
Kemudian, Nabi Muhammad ï·º menerima pesan Ammar dengan tersenyum dan melakukan hal yang sama, yaitu memberikannya kepada putrinya, Fatimah. Betapa bahagianya Fatimah menerima hadiah pemberian ayahnya.
Meskipun ia tahu, bahwa kalung tersebut adalah kalung milikinya yang diberikan kepada musafir.
Satu hal lagi yang mesti kalian tahu. Fatimah Az-Zahra juga mendapatkan hadiah seorang budak. Bukan berbahagia, Fatimah justri membebaskan Asham dan menadikannya manusia merdeka. Asham pun merasa senang karena dirinya tidak lagi menjadi seorang budak.
Atas ketaatan dan kebaikan semasa hidupnya, Fatimah Az-Zahra telah dijanjikan akan masuk surga. “Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.” (HR Muslim). []