“SUATU saat nanti Fatimah ingin membumikan Al-Qur’an. Minimal di keluarga dulu baru masyarakat sekitar rumah Fatimah,” ujar Fatimah .
Sungguh mulia cita-cita gadis itu. Ia menginginkan Al-Qur’an bisa menyatu dalam diri setiap orang. Hebatnya, ia memulainya dari diri sendiri. Karena memang kebaikan itu harus diawali dari diri kita.
Gadis cantik itu ternyata tinggal di Purwakarta, kota yang mungkin tampak kecil terlihat di peta. Namun luar biasanya, cukup banyak orang yang termotivasi untuk jadi penghafal Qur’an di sana. Salah satunya adalah Fatimah Zakiyah.
Keinginannya untuk menghafal Qur’an ia wujudkan dengan mengikuti daurah 40 hari bertempat di pesantren Ad-Dhuha Purwakarta. Ia bersama beberapa teman lainnya harus tinggal disana dan fokus menghafal selama 12 jam per hari.
Gadis berusia 21 tahun itu mengaku bahwa dalam proses menghafal ini ada beberapa kendala yang ditemuainya. Seperti rasa jenuh dan capek, karena selama 12 jam para santri tak terkecuali Fatimah harus menghafal Al-Qur’an.
Saat rasa jenuh datang, ia segera mendatangi rekan-rekan sesama penghafal Qur’an. Ia lakukan sharing bersama mereka, cara itulah yang menjadikannya termotivasi kembali untuk menghafal.
Motivasinya begitu kuat. Ia mengikuti daurah ini karena ingin memperbaiki diri secara dzohir maupun batin. “Kelak saya ingin membahagiakan orang tua dengan menjadi penghafal Qur’an” pungkas Fatimah.
Meski baru hafal 5 juz, namun Fatimah bertekad menyelesaikan hafalannya. Ia yakin karena Allah akan senantiasa memberikan jalan untuknya agar mampu istiqomah dan terus berjuang menjadi penghafal Qur’an yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. []