MINDANAO — Pemerintah Filipina melantik pemimpin kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF), Murad Ibrahim, sebagai Menteri Interim Daerah Otonomi Islam Mindanao, Sabtu (23/2/2019). Pelantikan dan pengambilan sumpah terhadap Ibrahim dilakukan di Ibu Kota Manila.
Dengan adanya pelantikan tersebut, diharapkan ada perdamaian yang abadi di kepulauan selatan Filipina setelah melalui konflik selama puluhan tahun.
BACA JUGA: Referendum, Muslim Filipina Dukung Wilayah Otonomi Bangsamoro
“Jalan menuju perdamaian mungkin memang panjang dan sulit, tetapi saya senang akhirnya kita bisa sampai ke tahap ini. Di samping itu, kami ingin melihat akhir dari kekerasan yang sudah merusak Mindanao dan menelan banyak korban jiwa,” kata Duterte saat pidato usai pelantikan Murad.
Murad dan lembaga transisinya harus segera bekerja untuk membentuk kabinet dan menyusun undang-undang, sampai masa perjanjian sementara berakhir dan pemilihan regional pada Mei 2022 mendatang. Di sisi lain, Murad juga harus melucuti persenjataan sebagian dari 10 ribu prajuritnya.
Keputusan ini dilakukan setelah hasil jajak pendapat di Mindanao digelar Januari lalu guna meredam konflik dan menciptakan perdamaian di kawasan Mindanao.
BACA JUGA: Duterte Usul Filipina Ganti Nama jadi ‘Maharlika’
Sebelumnya, Perjanjian perdamaian antara pemerintah Filipina dan pemberontak Bangsamoro mulanya diteken pada 1996. Namun, hal itu sempat gagal karena korupsi.
Usai referendum bangsa Moro baru-baru ini, ditetapkan lah wilayah yang dihuni bangsamoro tersebut sebagai wilayah otonom di bawah pemerintah Filipina. []
SUMBER: CNN