SAHABAT mulia Islampos, sebuah film dokumenter baru mengungkap kisah tentara Muslim Australia yang tak terhitung selama Perang Dunia II, mengungkapkan kontribusi dan pengorbanan yang dilakukan oleh para prajurit ini beberapa dekade yang lalu.
Merilis film barunya, Crescent Under The Southern Cross: Saluting Our Muslim Anzacs, peneliti Dr James Barry mengungkap akar lama populasi Muslim sebagai bagian dari legenda Anzac.
BACA JUGA: Film Dokumenter tentang Islam, Stranger at The Gate Masuk Nominasi Academy Award
“Ini mematahkan stereotip Muslim sebagai kelompok yang baru tiba di Australia dalam 30 atau 40 tahun terakhir, dan stereotip Muslim tidak terlalu tertarik untuk berkontribusi ke Australia,” kata Dr. Barry dari Deakin University kepada Australian Associated Press.
Para prajurit ini datang dari seluruh dunia termasuk Albania, Indonesia, dan Malaysia dan bergabung dalam dinas selama Perang Dunia II.
“Orang-orang ini suka berpetualang, mereka datang dari desa-desa kecil sampai ke Australia, sebuah negara yang tidak terlalu ramah kepada mereka pada saat itu dan juga mengisolasi mereka,” kata Dr Barry.
Dibayar sama dengan yang lain di Pasukan Khusus, para prajurit Muslim itu, bagaimanapun, tinggal di area terpisah dari kamp tentara karena mereka tidak minum alkohol dan mengikuti diet halal.
BACA JUGA: Kisah Persaudaraan Muslim dalam Film Dokumenter Kufi Krew: An American Story
Salah satunya adalah Laver Xhemali, seorang prajurit Muslim yang ditampilkan dalam film tersebut yang berasal dari sebuah desa miskin di selatan Albania pada usia 15 tahun.
Xhemali menjadi prajurit Muslim Australia pertama yang memiliki lambang bulan sabit dan bintang di kuburan militernya ketika dia meninggal pada tahun 1991 pada usia 70 tahun. []
SUMBER: ABOUT ISLAM