Oleh. M Fibra Wijaya
Pemuda Hidayatullah Kepri
fibrawijaya@gmail.com
PUASA Ramadhan adalah ritual klasik yang terdapat pada semua agama samawi, inilah yang di jelaskan dalam firman-Nya: “Kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum”, sebagaimana diwajibkan pula kepada umat sebelum kalian. Artinya, umat sebelum kita juga seuda di perintahkan juga untuk berpuasa ini, hanya saja cara dan waktunya saja berbeda dengan puasa kita sekarang ini.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang dikhususkan oleh Allah SWT untuk kaum muslimin. Karena di bulan ini kita diwajibkan untuk berpuasa sebagaimana diperintahkan-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 183.
Selain itu juga di bulan ini disiapkan oleh Allah sebuah tarbiyah untuk mendidik hamba-Nya melalui tarbiyah Ramadhan ini.
Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan oleh umat Islam kedatanganya. Bahkan dari bulan Sya’ban sudah ber do’a kepada Allah untuk disampaikan kepada bulan Ramadhan ini. Karena di bulan ini juga terdapat banyak sekali peluang bagi umat islam untuk meraup pahala dengan ibadah dan melakukan kebaikan.
BACA JUGA: 4 Cara Memuliakan Al-Quran di Bulan Ramadhan
Sudah seharusnya seorang muslim mengetahui filosofi berpusa ini terutama di bulan Ramadhan. Sebab kalau umat islam tidak mengetahui tentang filosofi ataupun makna dalam berpuasa ini, maka ia dalam menjalankan ibadah puasa ini akan terasa hampa ataupun bisa dikatakan hanya untuk menggugurkan kewajibanya, tanpa ia tahu apa tujuan dari melakukan puasa tersebut. Lalu apa filosofi Ramadhan ini?
Filosofi Ramadhan yang Pertama: Ajang Untuk Membersihkan Diri
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti pernah melakukan perbuatan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar dan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Namun demikian Allah masih saying sama hamba-hamba-Nya yang selalu menyadari dosa-dosa kecil dengan ibadah-ibadah tertentu, diantaranya dengan puasa di bulan Ramadhan sebagaimana di jelaskan dalam sabdanya:
Rasulullah sudah menjelaskan dalam hadistnya : “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Hadist diatas menjelaskan tentang orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, dan menghidupkan malamnya dengan ibadah-ibadah sunnah, serta ibadah-ibadah yan lainya, yang intinya orang yang berpuasa dengan Iman dan benar-benar mengharapkan ridho dari Allah SWT makan Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Oleh karea itu, sudah seharusnya kita bermujahadah dengan segala kemampuan kita untuk memaksimalkan bulan Ramadhan ini untuk beribadah sebanyak mungkin, baik dari segi kuantitas dan juga kualitas ibadah kita harus di perbaiki agar kita mendapatkan janji dari Allah atas pengampunan dosa-dosa kita yang telah lalu.
Filosofi Ramadhan yang Kedua: Ramadhan Bulan Diskon atau Bulan Berkah (Syahrul Mubaraq)
Pada bulan Ramadhan ini, nilai kebaikan dari setiap aktivitas yang bernilai ibadah akan dilipatgandakan oleh Allah SWT sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW : “Barang siapa yang pada bulan Ramadhan ini mendekatkan diri pada kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang di lakukanya pada bulan lainya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan.” (HR Bukhari-Muslim )
Sudah jelas bahwa semua amal kebaikan yang dilakukan di bulan Ramahan ini akan dilipatgandakan dengan 70 kali lipat. Maka akan merugilah orang yang Ketika melewati bulan Ramadhan tidak memanfaatkan nya dengan sebaik mungkin.
Filosofi Ramadhan yang Ketiga: Meraih Gelar Taqwa
Ini adalah output yang diharapkan Ketika kita melalui tarbiyah Ramadhan ini tidak lain dan tidak bukan untuk meraih predikat keraqwaan, karena salah satu indikator orang yang terbaik disisi Allah SWT adalah orang yang bertaqwa.
BACA JUGA: Kapan Puasa Mulai Diwajibkan? Ini Sejarah dan Asal-Usul Bulan Ramadhan
Bahkan Allah juga memerintahkan kita untuk mencari bekal sebanyak-nya Ketika di dunia untuk persipan menuju kampung ahirat dalam firman-Nya surah Al Baqarah ayat 197: “ ….. berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”.
Oleh sebab itu, puncak dari keberhasilan seseorang yang yang telah melaui bulan Ramadhan ialah Ketika dia sudah mampu menjalani bulan Ramadhan dengan sebaik mungkin dan bahkan Ketika dia sudah keluar dari bulan Ramadhan dia masih bisa istiqomah dalam hal ibadah sama seperti dia lakukan Ketika masih di bulan Ramadhan.
Semoga di Ramadhan tahun ini kita bisa menggapai tujuan dari tarbiyah Ramadhan ini sehingga kita termasuk yang di sebutkan dalam Al-Qur’an agar kita “La’allakum tattaquun”. Waallahua’lam. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: redaksi@islampos.com atau islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.