- Benarkah Firaun tenggelam di hari Asyura?
- Apakah puasa Asyura mengikuti tradisi kaum Yahudi?
Tak terasa kini kita sudah memasuki bulan Muharram. Bulan di mana segala amal kita berlipatganda. Baik itu amal yang akan menuai pahala maupun amal yang berujung pada dosa. Selain itu, ternyata banyak hal yang terjadi ketika bulan Muharram.
Di antara keutamaan hari Asyura adalah saat dimana bani Israil –pengikut Nabi Musa ‘alaihis salam- diselamatkan oleh Allah dari kejahatan Fir’aun. Saat itu Fir’aun yang dikenal keji ditenggelamkan. Adapun Nabi Musa ‘alaihis salam dan pengikutnya yang setia diberi keselamatan oleh Allah.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,
“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian berpuasa ini adalah hari apa?”
Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini.”
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa,” (HR. Muslim no. 1130).
Apakah ini berarti puasa Asyura meniru tradisi kaum Yahudi?
Disitat dari Rumaysho, Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa melakukan puasa ’Asyura di Makkah sebagaimana dilakukan pula oleh orang-orang Quraisy. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tiba di Madinah dan menemukan orang Yahudi melakukan puasa ‘Asyura, lalu beliau shallallahu ’alaihi wa sallam pun ikut melakukannya. Namun beliau melakukan puasa ini berdasarkan wahyu, berita mutawatir, atau dari ijtihad beliau, dan bukan semata-mata berita salah seorang dari mereka (orang Yahudi). Wallahu a’lam.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 12)
Kisah tenggelamnya Fir’aun dan pengikutnya disebutkan pula dalam firman Allah,
“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan,” (QS. Al Baqarah: 50). Wallahu a’lam. []