TAHUKAH Anda siapakah Bilal bin Rabah, seorang budak berkulit hitam legam yang pada suatu ketika dengan penuh percaya diri dan gagah berani melakukan penolakan terhadap tuannya untuk mencabuk Ammar bin Yasir hanya karena dia beriman kepada Allah SWT, walau pun dia juga sadar bahwa konsekuensi yang akan ia dapatkan adalah dia harus disiksa.
Begitu pula ketika dia disiksa di tengah terik panas matahari padang pasir dan pada dadanya ditindih batu yang membara dia tetap dengan penuh percaya diri dan keyakinan yang kuat dia tetap menyatakan bahwa Allah Yang Ahad (Esa) sebagai satu-satunya pilihan.
Semua ini muncul atas dasar rasa keperayaan diri yang kuat atas keyakinannya yang dipegangnya sehingga mampu mendorong keberanian untuk bertindak dengan segala risiko.
Bilal telah mempu menjadikan dirinya sebagai seseorang yang patut diperhitungkan dalam sejarah. Tampilan fisik yang dia miliki tidak menjadikannya rendah diri. Bahkan dia mampu menunjukkan di hadapan sejarah sebagai orang yang utama dihadapan Allah SWT dan Rasulnya. Bahkan Rasulullah mengatakan telah mendengar suara sandal Bilal di Surga.
Tampilan fisik bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan. Namun kualitas diri yang merupakan wujud ketakwaan mampu mengantarkannya pada puncak kesuksesan yang sejati. Tidakkah Anda ingat hadits Rasulullah Saw yang agung mengatakan,
“Sesungguhnya Allah tidaklah melihat terhadap fisik dan baju yang engkau kenakan, melainkan terhadap hatimu (yang selalu tunduk patuh pada Allah).” []
Sumber : Membangun Karakter dengan Hati Nurani/Akh Muwafik Shaleh/Erlangga/2002