Oleh: Ustadz Ihsan Tanjung
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ وَهُوَ فِي قُبَّةٍ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ مَوْتِي ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِينَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا ثُمَّ فِتْنَةٌ لَا يَبْقَى بَيْتٌ مِنْ الْعَرَبِ إِلَّا دَخَلَتْهُ ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الْأَصْفَرِ فَيَغْدِرُونَ فَيَأْتُونَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِينَ غَايَةً تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
‘Auf bin Malik berkata; “Aku menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika terjadi perang Tabuk saat Beliau sedang berada di tenda terbuat dari kulit yang disamak. Beliau bersabda: “Hitunglah enam perkara yang akan timbul menjelang hari qiyamat: (1) Kematianku,(2) dibebaskannya Baitul Maqdis,(3) kematian yang menyerang kalian bagaikan penyakit yang menyerang kambing sehingga mati seketika, (4) melimpahnya harta hingga ada seseorang yang diberi seratus dinar namun masih marah (merasa kurang),(5) timbulnya fitnah sehingga tidak ada satupun rumah orang Arab melainkan akan dimasukinya dan (6) perjanjian antara kalian dengan bangsa Bani Al Ashfar (Eropa) lalu mereka mengkhiyanati perjanjian kemudian mereka mengepung kalian di bawah delapanpuluh bendera (panji-panji) perang yang pada setiap bendera terdiri dari dua belas ribu personil”.(HR Bukhari – Shahih)
Di dalam hadits di atas Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam menyebutkan adanya enam tanda-tanda sudah dekatnya hari Kiamat. Tulisan ini bermaksud menyoroti salah satu saja dari keenam tanda tersebut, yaitu“timbulnya fitnah sehingga tidak ada satupun rumah orang Arab melainkan akan dimasukinya”.
Wallahu a’lam apa persisnya yang dimaksud oleh Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallam ketika menyampaikan hal ini limabelas abad yang lalu. Fitnah seperti apakah yang dimaksud? Lalu mengapa disebutkan “tidak ada satupun rumah orang Arab”? Walaupun di dalam hadits lainnya Nabi shollallahu ‘alahi wa sallam menyebutkan “muncul fitnah yang serangannya masuk ke rumah setiap orang muslim”. Haditsnya berbunyi sebagai berikut:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتٌّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ مَوْتِي وَفَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَمَوْتٌ يَأْخُذُ فِي النَّاسِ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ وَفِتْنَةٌ يَدْخُلُ حَرْبُهَا بَيْتَ كُلِّ مُسْلِمٍ وَأَنْ يُعْطَى الرَّجُلُ أَلْفَ دِينَارٍ فَيَتَسَخَّطَهَا وَأَنْ تَغْدِرَ الرُّومُ فَيَسِيرُونَ فِي ثَمَانِينَ بَنْدًا تَحْتَ كُلِّ بَنْدٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Enam tanda-tanda kiamat: (1) kematianku, (2) penaklukkan Baitul Maqdis, (3) kematian yang menyerang manusia laksana kematian kambing yang cepat, (4) muncul fitnah yang serangannya masuk ke rumah setiap orang muslim, (5) orang diberi seribu dinar kemudian ia marah, (6) Romawi berkhianat kemudian mereka pergi dalam delapanpuluh bendera, di bawah setiap bendera ada duabelasribu (pasukan).” (HR Ahmad – Shahih)
Di antara kemungkinan penafsirannya bila kita kaitkan dengan kondisi dunia di zaman modern dewasa ini ialah hadirnya fenomena “layar kaca” alias televisi. Kita tahu persis bahwa hampir setiap rumah muslim dewasa ini memiliki TV. Tidak jarang layar kaca tersebut di dalam rumah dibiarkan menyala hampir 24 jam sepanjang waktu, siang dan malam. Dan kebanyakan keluarga tidak menerapkan peraturan apapun terkait aktivitas menonton TV. Siapa saja anggota keluarga, usia berapapun diperkenankan menonton apa saja dan mengganti chanel sesuka hati.
Kita tidak bisa pungkiri bahwa kadangkala –walau sangat jarang sekali- ada tayangan informasi keilmuan bermanfaat yang bisa diperoleh melalui TV. Namun program dan muatan acara TV lebih banyak mengandung unsur kemaksiatan, kekufuran, khurafat, pamer aurat wanita serta gaya hidup glamour hubbud-dunya bahkan kemusyrikan. Semua hal ini sangat potensial membuat kejernihan hati pemirsa semakin lama semakin meluntur. Bahkan tidak jarang ia sampai dapat menggerus atau menghilangkan kehadiran iman-tauhid seorang muslim. Wa na’udzubillaahi min dzaalika…!
Melalui berbagai tayangan di TV seseorang sangat berresiko terjangkiti faham materialisme (cinta materi dan cinta dunia) misalnya dengan seringnya ia menonton berbagai sinetron yang memamerkan gaya hidup mewah dan glamour. Seseorang berresiko terjangkiti virus konsumerisme (keranjingan berbelanja) misalnya dengan seringnya ia menonton dan mudah termakan oleh berbagai iklan. Seorang remaja atau pemuda berresiko mengembangkan berbagai fantasi jorok dan “fiktor” (fikiran kotor alias ngeres) di dalam kepalanya dengan seringnya ia menonton pamer aurat wanita. Seseorang berresiko turut menyebarkan budaya ghibah dengan seringnya ia menonton acara reality show atau gosip selebritis bahkan berbagai pemberitaan soal kasus para politisi korup yang sedang berkasus. Seseorang beresiko terlibat dalam menyia-nyiakan waktunya misalnya ketika ia keranjingan menonton pertandingan bola terus-menerus.
Ada orang yang rela menghabiskan waktunya hanya duduk berjam-jam di dapan layar kaca. Menyaksikan suatu tayangan acara untuk kemudian berpindah ke tayangan acara berikutnya. Asyik menikmati suatu chanel tertentu untuk kemudian berpindah ke chanel lainnya. Begitu terus sepanjang hari. Jelas hal ini menunjukkan betapa sia-sianya ia mengisi waktu di dalam hidupnya.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diantara tanda baiknya ke-Islaman seseorang adalah (sikapnya untuk) meninggalkan apa yang tidak ada manfaat baginya.” (HR Ahmad – Shahih)
وَالْعَصْرِإِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍإِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-Ashr 1-3). []
Sumber: Bolehjadikiamatsudahdekat