HUDHUD adalah burung Nabi Sulaiman. Pada suatu hari, ketika ia sedang terbang menikmati indahnya alam, tiba-tiba ia melihat kemungkaran dan kemaksiatan yang begitu menyesatkan. Dia melihat orang-orang sujud menyembah matahari.
Dengan perasaan yang gundah, ia segera kembali kepada Nabi Sulaiman, memintanya agar mengubah kebiasaan orang-orang tersebut dengan kekuasaan yang ia miliki.
Ia menceritakan kepada Sulaiman apa yang baru saja ia lihat, “Aku menemukan seorang wanita yang menguasai mereka.” Tercantum dalam Qs An-Naml: 23.
BACA JUGA: Sudah Tahu Belum? Ini Nama-nama Istri Nabi
Ia menjelaskan alasan kekuasaan wanita itu, “Dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.” Tercantum dalam Qs An-Naml: 23.
Hudhud meyampaikan kesesatan akidah Ratu Bilqis dan rakyatnya, “Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah;“ Tercantum dalam Qs An-Naml: 24.
Kemudian Hudhud menceritakan penyebabnya, “..Dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.“ Tercantum dalam Qs An-Naml: 24.
Hudhud bercerita dengan menampakkan keheranannya, “Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.“ Tercantum dalam Qs An-Naml: 25.
Meski Hudhud hanya seekor burung, tapi ia mengetahui kewajiban untuk melakukan amar makruf nahi mungkar yang lahir dari fitrahnya. Allah juga menjadikan Hudhud sebagai perantara imannya orang-orang Yaman.
Hudhud menjadikan kebaikannya. Bahkan Allah memberikan sebuah karunia yang begitu besar dengan melarang membunuh burung Hudhud.
BACA JUGA: Pengorbanan Burung Hud-Hud
Imam Qurthubi menjelaskan, “Ketika Hudhud mengajak kepada kebaikan dan mengajak untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, serta bersujud kepada-Nya, maka Allah melarang untuk membunuhnya.”
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam melarang kita membunuh burung Shurad, katak, semut dan burung Hudhud.” []
Sumber: Bertansaksi dengan Allah/Karya: Khalid Abu Syadi/Penerbit: Qisthi Press/2005