JAKARTA—Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Islam mempertanyakan rilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) atas sejumlah universitas di Indonesia yang menjadi tempat berkembangnya radikalisme.
“Kami mempertanyakan metodologi serta teknik sampling yang digunakan oleh BNPT dalam klaimnya tersebut,” ujar Ketua Umum Front Mahasiswa Islam (FMI) Ali Alatas, SH kepada Islampos.com di Jakarta, Senin (11/6/2018).
Dirinya juga mempertanyakan ukuran dan definisi yang digunakan BNPT dalam menentukan Paham Radikalisme.
“Dikhawatirkan klaim BNPT justru melakukan apa yang kami sebut sebagai pelembagaan Islamofobia kepada kampus-kampus,” pungkasnya.
Ali menduga ada upaya menggunakan kampus secara struktural, yang seharusnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, akan tetapi digunakan untuk mematikan daya kritis mahasiswa Islam.
“Kami menolak tuduhan Radikalisme yang selalu ditujukan kepada umat Islam, seakan lupa terdapat Radikalisme lain seperti Radikalisme kesukuan yang ditunjukan oleh Cornelis, Radikalisme Parpol yang ditunjukan Victor Laiskodat, Radikalisme separatis yang ditunjukan OPM dan RMS serta Radikalisme lainnya seperti Radikalisme Liberal, Kapitalis, Sekuler, sebagaimana yang pernah diungkapkan Ketum MUI KH Ma’ruf Amin,” ungkapnya. []
Reporter: Rhio