APA yang akan Anda lakukan di bulan Ramadhan? Apa tujuan Anda di bulan Ramadhan? Kemana Ramadhan Anda akan menuju?
Bulan suci Ramadhan telah menjadi bagian lain dari kehidupan kita yang kita bandingkan dengan orang lain, dan sering kali kita merasa kurang. Kita tahu bahwa umpan berita di media sosial akan dibanjiri dengan foto-foto berbuka puasa, foto-foto yang diambil di masjid dan membanggakan perbuatan baik yang telah dicapai selama Ramadhan.
BACA JUGA: Ini 3 Unsur dalam Diri yang Disucikan melalui Puasa Ramadhan
Tidak ada yang salah dengan esensinya, karena kita harus berjuang untuk berlomba dalam perbuatan baik dan mendorong orang lain untuk mengikutinya. Tapi dimana Anda menempatkan nurani? Apa yang benar-benar ingin Anda capai?
1 Perbaikan diri
Saat kita berpuasa selama sebulan penuh, kadang hal itu menarik pertanyaan, terutama dari kalangan nonmuslim.
“Mengapa puasa?”
“Mengapa meninggalkan makanan, minuman, dan keintiman pada siang hari?”
“Apa gunanya?”
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari Ramadhan, ini adalah pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri sendiri setiap hari. Mengapa kita berpuasa?
“Hai orang-orang yang beriman, yang diputuskan olehmu adalah puasa seperti yang diputuskan oleh orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS Al Baqarah: 183)
Kita berpuasa karena taat kepada Allah, dan kita tahu bahwa orang-orang saleh di kehidupan sebelum kita juga melakukan hal yang sama.
Allah tahu bahwa puasa akan membuat kita merenung dan menjadi lebih sadar akan kewajiban Islam kita. Saat perenungan yang lebih dalam ini memungkinkan kita mempertanyakan tingkat kepatuhan kita di waktu lain.
Apakah kita selalu bergegas untuk shalat tepat waktu?
Apakah kita selalu shalat 5 waktu?
Apakah kita selalu membaca Quran?
Jadi, fokus lah untuk menggunakan Ramadhan sebagai kesempatan untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan Anda dan jadikan niat untuk menjadi lebih baik.
2 Koneksi dengan Allah
Ramadhan adalah saat indahnya persatuan umat. Kita dipersatukan dalam tujuan kita bersama, kita berbagi senyum mengetahui ketika kita memberikan salam di jalan. Senyum yang mengatakan, “Aku tahu kamu lelah, aku tahu kamu lapar dan haus tapi kita bersama-sama!”
Berbuka puasa bersama adalah hal menyenangkan dalam pengalaman Ramadhan; berbuka puasa sebagai komunitas sebelum shalat berjamaah. Mungkin Anda atau keluarga Anda menyiapkan dan membawa makanan untuk dibagikan. Hubungan komunitas tumbuh dan semakin dalam ketika kita bertemu bersama lebih sering untuk beribadah dan memahami perjuangan kehidupan yang sibuk sambil berpuasa.
Bagaimana dengan hubungan kita dengan Allah?
Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan:
“Setiap perbuatan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa; ini untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala untuk itu … ” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Allah tahu kesulitan orang yang berpuasa. Dia tahu bahwa tubuh orang yang berpuasa itu lemah dan lelah. Dan Dia tahu bahwa Anda berpuasa karena ketaatan kepada-Nya dan harapan imbalan hanya dari-Nya.
Tidak ada pamer dalam hal puasa. Tidak ada tanda-tanda lahiriah, tidak ada indikasi siapa yang melakukan pekerjaan dengan baik atau siapa yang bertahan dengan minimal. Tidak ada yang akan memberi Anda selamat atas pekerjaan hebat yang Anda lakukan. Hanya Allah yang benar-benar tahu.
Fokuslah pada menjadikan rutinitas selama bulan Ramadhan yang memungkinkan Anda menghabiskan waktu sendirian dalam perenungan yang tenang. Baca Quran, berzikir, shalat sunat. Anda tidak perlu membuat gerakan atau janji besar, hanya sedikit lebih dekat kepada Allah, itu lebih baik daripada berdiri diam.
3 Amal sederhana tapi Konsisten
Nabi Muhammad (saw) bersabda:
“Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten, meskipun kecil.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Banyak orang memasuki bulan Ramadhan dengan ‘ceklis amaliah Ramadhan’. Mereka membuat niat untuk melakukan tindakan ibadah yang sangat mengesankan, tetapi tidak realistis, hal-hal yang tidak akan pernah bisa mereka pertahankan untuk waktu yang lama.
Tujuan Ramadhan itu seyogyanya lebih membutuhkan kualitas daripada kuantitas. Ini sederhana. Letaknya pada konsistensi.
Daripada membaca Quran sebanyak yang kita paksakan, alangkah baiknya membaca semampunya yang bisa kita baca dengan pemahaman.
BACA JUGA: Muhasabah Jelang Ramadhan di Tengah Wabah
Alih-alih berdoa secara ‘robotik’ dengan 20 rakaat tarawih bak kereta ekspres, ucapkan lah setiap doa dengan ketulusan dan perhatian penuh.
Dengan cara ini, kita bisa berusaha secara manusiawi terhubung dengan Allah. Menyerukan kepada-Nya dan menyembah-Nya, menikmati berkah waktu bersama-Nya. Dan, itu cukup dilakukan tanpa paksaan atau memaksakan diri berlebihan.
Alih-alih mengejar amalan yang tak tergapai, fokuslah pada kualitas dan konsistensi. Kejar amal yang bisa kita buat dengan baik dan kita bisa melakukannya dengan hasil terbaik.
4 Kesan Abadi
Kita diberitahu bahwa jika perbuatan kita selama bulan Ramadhan diterima, kita akan terus melakukan perbuatan baik itu dan bahkan lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Kita akan mempertahankan amal itu ketika bulan Ramadhan bahkan telah selesai.
Bayangkan Ramadhan sebagai maraton, bukan lari cepat. Ini akan menjadikannya tantangan pribadi alih-alih menjadikannya sebagai kontes pencitraan yang dangkal.
Fokuslah untu merencanakan perubahan yang berpotensi meningkatkan kehidupan Anda dalam jangka panjang. Tanamlah benih yang dapat Anda terus sirami sepanjang tahun, yang dapat Anda tanami dan tumbuhkan, lalu lihat buah-buah yang kelak bisa Anda panen di Akhirat. []
SUMBER: ABOUT ISLAM