CIMAHI–Forum Intelektual Mahasiswa Islam (FIMI) Politeknik TEDC Bandung menggelar Kajian Islam Mahasiswa (KALAM) di Masjid Bahrul Ulum P4TK BMTI Bandung, Sabtu, (09/12/17). Dalam sesi diskusi para mahasiswa ini membahas pernyataan Donald Trump beberapa waktu lalu, yang menyatakan bahwa Yarusalem sebagai Ibukota Israel.
Dalam kajian tersebut menghadirkan mantan aktivis FIMI, Zulkefli. Dalam paparannya pria yang akrab disapa Zul ini memaparkan pentingnya umat Islam memahami bahwa Israel tidak sepantasnya mengakui Yarusalem sebagai Ibukota mereka.
“Pertama yang harus kita pahami sebagai orang Muslim bahwa yang tidak layak tinggal di Palestina adalah Israel,” Kata Zulkefli. Bukan hanya tidak pantas mengakui sebagai Ibu Kota Israel, lanjut zulkefli, tinggal di Palestinapun mereka dianggap tidak layak.
Saat ini umat Islam di Palestina terus melakukan perlawanan pada tentara Israel.
“Orang Palestina kalau ditanya siapa itu israel, bagi mereka Israel itu adalah penjajah, makanya mereka melakukan perlawanan terus,” tambah Zul.
Pernyataan Donald Trump tidak hanya menyakiti umat Islam yang hidup di tanah Palestina namun menyakiti hati seluruh umat Islam seluruh dunia. Menurut Zul, hal ini bisa menjadi momentum bersatunya umat Islam di seluruh dunia.
“Pernyataan Donal Trump itu membuat umat Islam marah. Ini adalah momentum persatuan umat Islam dunia,” tuturnya.
Zul melanjutkan, bahwa dengan adanya persatuan umat Islam ini bisa menjadi kekuatan besar untuk melakukan perlawanan kepada negara penjajah. Selain itu juga harus ada solusi konpherensif.
“Makanya persatuan ini harus dibangun untuk melakukan perlawanan, dan harus ada solusi yang kompherensif,” tutur Zul. []
Reporter: Saifal