SEBUAH permasalahan: “Aku adalah seorang ayah yang dibuat repot anak gadisku. Usianya baru 15 tahun. Ia tidak menaatiku, memberontak, dan ibunya membantunya melakukan hal itu. Selain itu, anakku itu sangat keras kepala. Banyak makan, suka mengompol di malam hari, dan tidak mau mengakui kesalahannya sendiri. Berbeda dengan saudaranya yang lain yang taat dan terdidik.”
Ustazah Muna Yunus menganalisis permasalahan ini. Beliau berkata kepada sang ayah: “Sungguh sangat sedih rasanya jika kita menjumpai anak-anak tidak taat kepada kedua orangtuanya, menolak dan membangkang. Apalagi para ibu dan ayah yakin sekali sudah mengerahkan potensinya untuk anak-anak mereka bahkan berkorban banyak untuk mereka, tapi kemudian, mereka tidak melihat selain pengingkaran dan bermaksiat. Namun, marilah kita lihat permasalahan ini bersama. Apakah benar anak-anak tumbuh besar penuh pengingkaran dari diri mereka sendiri atau justru kitalah yang berperan besar menciptakan pengingkaran dan akhlak yang buruk itu? Oleh karena itu, saya mengajak Anda sekarang untuk menganalisis permasalahan ini, setelah itu, silahkan Anda menilai sendiri.
“Ada tiga hal pokok dalam persoalan yang Anda hadapi.
1. Perasaan bahwa Anda telah direpotkan oleh anak gadis Anda dengan ketidaktaatannya kepadamu dan ini tidak seperti yang ada pada saudara-saudara perempuannya yang lain yang taat dan terdidik menurut kacamata Anda.
2. Perilaku anak Anda yang keras kepala, membangkang, dan rakus dalam makanan serta suka mengompol di malam hari.
3. Dukungan ibu terhadap dirinya dalam melakukan pembangkangan terhadap Anda.
Bagian pertama dari persoalan ini adalah perasaan bahwa diri Anda telah dibuat repot olehnya. Pada bagian ini, Anda sudah menjawabnya sendiri, sebabnya adalah kerepotan Anda mengatasi anak gadis Anda yang tidak taat dan membangkang. Artinya, Anda tidak membenci anak gadis Anda itu, tetapi Anda hanya membenci perbuatannya. Apabila ia mau meninggalkan semua perbuatannya itu, ia akan kembali kepada Anda dan mencintai Anda kembali. Inilah yang ingin kami bantu, Insya Allah.
“Adapun bagian kedua adalah perilaku anak yang menolak, memberontak, banyak makan dan mengompol di malam hari, itulah inti masalahnya menurut sudut pandang Anda. Sebab-sebab perilaku ini sangat banyak dan beraneka ragam. Akan tetapi, Anda hanya menjelaskan satu bagian saja yang penting darinya. Inilah yang membuat kami mengupasnya di bagian ketiga dari permasalahan ini, yakni bantuan ibu kepada anak gadisnya dalam melakukan pembangkangan dan menyalahi semua perintah Anda.
Saya yakin bahwa ini adalah inti masalah dan yang terpenting. Sudah jelas dari persoalannya bahwa Anda dan anak-anak yang mentaati Anda adalah satu kelompok dan ibu dengan anak gadisnya adalah kelompok yang lain. Sebenarnya, inilah musibah pertama. Bagaimana Anda membayangkan keberadaan anak-anak semuanya sama pada iklim keluarga yang seperti ini?! Pertentangan dalam tarbiyah ini sudah jelas merusak kehidupan keluarga kalian. Dan apabila Anda ingin menterapi anak gadis Anda itu, terlebih dahulu, Anda memperbaiki persoalan antara diri Anda dan istri Anda.
“Oleh karena itu, Anda harus melakukan hal-hal berikut ini.
1) Mendidik istri dengan tarbiyyah islamiyyah sebagai seorang istri sekaligus ibu.
2) Berdiskusi dengan istri secara empat mata untuk mencari sebab-sebab sebenarnya di balik persekongkolannya dengan anak gadismu untuk melawanmu, berusahalah sekuat mungkin untuk menterapi sebab-sebab ini. Percayalah, permasalahan ini bisa Anda pecahkan.
3) Buatlah kesepakatan dengan istri untuk membuat suatu cara di mana segala perintah kalian berdua tidak bertentangan dengan anak-anak. Tidak dibenarkan Anda menuntut atau menyuruh suatu perintah kemudian istri Anda menentang diri Anda sendiri pada peraturan itu, yang kemudian dilihat dan didengar oleh anak-anak. Hendaknya hal ini jangan sampai terjadi. Dan apabila kalian berdua berbeda pendapat, hendaknya kalian mendiskusikannya secara empat mata.
4) Ketika anak gadis Anda mengetahui rencana Anda berdua, jangan dibiarkan begitu saja. Di awal-awal, Anda akan menemukan penentangan yang keras darinya, tapi kalian berdua harus sabar sampai tahap ini berlalu dengan lancar, apalagi anak Anda ini belum terbiasa dengan perubahan didikan Anda dan istri. Buatlah pertemuan enam mata antara Anda, istri Anda, dan anak gadis Anda dan katakan bahwa kalian akan berusaha sekuat mungkin menjadi orangtua yang terbaik. Misalnya dengan berkata, “Mungkin selama kami berdua belum bisa menjadi orangtua yang ideal untukmu, akan tetapi, kami akan terus berusaha menjadi yang terbaik. Sebagaimana kami juga sangat mencintai kalian semua, mengharapkan kebahagiaan untuk kalian dan berusaha untuk selalu bersama kalian dalam segala hal.”
5) Berusahalah untuk menciptakan hubungan yang positif antara Anda dengan anak gadis Anda dengan bantuan istri. Itu bisa dilakukan dengan mengajaknya jalan-jalan bersama anak-anak yang lain, mengadakan wisata dan membantu anak gadis mengaturnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Sebagaimana Anda juga harus melakukan komunikasi dengan anak-anak seputar kegiatan mereka. Anda harus mencari waktu untuk bercengkrama dengan mereka dalam suatu permainan.
6) Perhatikanlah sekolah mereka dan berusahalah untuk membantu mereka, khususnya anak gadis Anda yang satu ini.
7) Khususkanlah untuk anak gadis Anda ini (juga semua anak yang lainnya) waktu untuk mengobrol dengan penuh kecintaan antara Anda dengannya, atau jalan-jalan bersamanya saja. (Dan usahakan pula lakukan dengan anak-anak Anda yang lain hingga mereka tidak merasa dipisahkan dalam pergaulan). Dengan begitu, berarti Anda sudah memberikan kesan kepadanya bahwa Anda dekat dengannya dan bisa memahami segala kebutuhannya.
8) Saat itu adalah masa-masa yang sangat sensitif pada usia anak perempuan. Anak gadis Anda itu jika ia belum baligh, maka ia hampir mendekatinya. Dan orang yang paling dekat dengannya saat ini adalah ibunya. Apabila sang ibu belum memahami perilaku tahapan ini yakni masa sebelum pubertas dan segala kebutuhannya, maka masalahnya akan rumit. Hendaknya kalian berdua (Anda dan istri) memahami perilaku tahapan tersebut dan kebutuhan-kebutuhannya dengan baik.
9) Semua poin tersebut akan membantu Anda memahami anak gadis Anda dan membantu mengurangi ketegangan dan sikap keras kepala anak Anda itu. Dan saya menegaskan tentang pentingnya kerja sama dengan istri Anda.
“Kemudian, dua masalah lainnya,yaitu rakus dalam hal makanan dan mengompol di malam hari. Sebenarnya, masalah makan barangkali bukan merupakan masalah yang mutlak karena saya tidak tahu persis apa kriteria Anda terhadap makanan yang normal dan berlebihan.
Yang penting, apabila di sana ada masalah, umumnya hal itu kembali pada:
1). Karena anak gadis Anda itu berada pada masa-masa baligh atau mendekati masa baligh. Itu adalah masa-masa pertumbuhaan yang membutuhkan asupan makanan yang banyak dan ini adalah suatu yang biasa.
2). Atau hal itu terjadi karena akibat ketegangannya. Ia melampiaskan ketegangannya dengan cara makan banyak. Jika Anda mengikuti poin-poin sebelumnya, maka Insya Allah itu akan membantu Anda memberikan solusi atas persoalan.
Untuk persoalan mengompol di malam hari barangkali itu merupakan salah satu sebab dari sikap keras kepala anak gadis Anda. Oleh karenanya, perlu konsultasi ke dokter spesialis. Atau masalahnya adalah kejiwaan yang sebabnya sudah saya singgung sebelumnya. Gunakanlah faktor-faktor sosial untuk memecahkannya. Saya akhiri jawaban ini dengan sebuah hadits shahih: “Bantulah anak-anakmu untuk berbakti kepadamu.” Dengan adanya iklim yang cocok ini, Anda akan mendapatkan penyejuk mata bagi Anda dan istri Anda, dengan izin Allah swt.” []
Sumber: MENATA KELUARGA MENJADI LEBIH ISLAMI / Judul Asli : Mitsaaq Al Usrah fii Al Islam / Penerbit : International Islamic Committee for Women and Child / Judul Buku : Tatanan Berkeluarga dalam Islam /Penerjemah : Tim Sinergi / Penerbit : Lembaga Kajian Ketahanan Keluarga Indonesia