KETIKA musim kemarau menghampiri, tingkatan ekonomi menurun drastis. Itu terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Keadaan ini membuat goncangan besar pada peternakan kambing. Karenanya sulit mendapatkan makanan yang layak, hingga produksi susu pun berkurang. Dengan sendirinya tentu penghasilan para peternak pun ikut menurun, hingga untuk memenuhi kebutuhan hidup ikut berkurang.
Sebagai kepala pemerintahan, Umar memerintahkan aparatnya untuk memberikan gandum kepada rakyat. Khalifah pun terjun ke lapangan untuk mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung.
BACA JUGA: Jadi Gubernur di Masa Khalifah Umar, Ammar bin Yasir Tak Peduli Cacian Orang
Suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan dan sampai di sebuah rumah, Umar mendengar percakapan keras antara ibu dan anaknya. Umar pun mendengarkan percakapannya.
“Apalagi yang kamu pikirkan! Campurkanlah air itu ke dalam wadah susu,” perintah si ibu.
“Aku tidak mau. Amirul Mukminin melarang melakukannya,” jawab putrinya.
“Ia tidak akan tahu apa yang kita lakukan. Dia sibuk dengan urusannya sendiri,” sanggah si ibu.
“Memang benar, tapi Allah tak pernah tidur dan mengantuk. Melanggar larangannya adalah sifat orang yang munafik, dan aku berlindung dari sifat orang munafik,” jawab si Putri dengan tegas.
Tak diduga betapa beraninya anak itu menentang ibunya karena membela kebenaran, hati Umar pun berdebar-debar. Kemudian Umar yang ditemani pembantunya segera pulang. Ke esokan harinya Umar memerintahkan pembantunya mengantarkan sekarung gandum untuk si ibu dan anak dari keluarga Bani Hilal tersebut.
BACA JUGA: Tangis Takut Umar bin Abdul Aziz ketika Ditunjuk Menjadi Khalifah
“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, ‘innalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat berkah yang sempurnah dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs al-Baqarah [2]:155-157) []
Sumber: Oase Kehidupan, Merujuk Kisah-kisah Hikmah Sebagai Teladan/Penerbit: Marja/Penulis:Abu Dzikra – Sodik Hasanuddin,2013