Oleh: Asa Mulchias
SETIAP Ahad, Sony pasti pulang ke Bandung. Awal pekan berikutnya, bersama teman-temannya, ia kembali ke Pangkalpinang untuk bekerja.
Namun, entah kenapa pada Senin (29/10/2018), Sony terjebak macet di tol Cikampek. Akibatnya, ia telat sampai Bandara Soekarno Hatta. Ketinggalan pesawat Lion Air JT160 yang terbang pukul 06.20. Sedangkan enam orang kawannya, yang on time dating telah terbang lebih dahulu.
BACA JUGA: Terkait Insiden Lion Air, Dewi Sandra Ingatkan tentang Kematian
Tanpa firasat apa pun, Sony meneruskan keberangkatannya dengan memilih penerbangan berikutnya, yakni Sriwijaya, yang take off pukul 09.40 WIB.
Sony tidak mendapat info sama sekali soal kecelakaan yang menimpa teman-temannya. Saat mendarat dan diberitahu, ia merasa lemas. Menetaskan air mata. Membayangkan teman-temannya dijemput maut di tengah laut.
Maut memang tidak bisa diduga.
Allah memisahkan orang-orang yang sudah waktunya.
Dan belum waktunya.
Bukan macet yang menyelamatkan Sony.
Dia selamat karena belum habis rezeki yang Allah tetapkan.
Kelak, bila sudah tunai seluruh urusan, Sony akan pergi. Dengan cara yang tak disangka-sangka.
Begitu pun kita.
BACA JUGA: Basarnas Pastikan Pesawat Lion Air yang Hilang Jatuh di Tanjung Karawang
Jangan membaca berita Lion Air seperti orang yang berhasil lolos dari maut dengan tidak menaiki pesawat tersebut.
Maut akan datang, tak peduli selihai apa pun kita menghindar. []