KALAU disodori kresek plastik, biasanya anak kami main dengan asyik. Kalau diambil kresek plastiknya, biasanya nangis dengan histeris. Seolah kresek plastik itu sangat berharga dalam hidupnya, tak mau hilang, tak mau diambil orang.
Padahal menurut kita orang dewasa, apa sih pentingnya kresek plastik? Buat apa nangis histeris, buat apa harus rebutan sesama teman kecilnya?
BACA JUGA: Beritahu Anak-anakmu soal Waktu Setelah Shubuh, Dhuhur, dan Isya
Dibandingkan kresek plastik, lebih penting lagi makanan, pakaian atau susu sebagai asupan gizi. Tapi lain dalam pandangan bocah cilik, sesuatu yang disenanginya itulah yang penting baginya, harus diutamakan, harus didahulukan.
Jangan-jangan kehidupan kita orang dewasa pun demikian, kita sibuk mengurus sesuatu yang kurang penting dalam kehidupan kita, rela banting tulang, putar otak, keras peringat, mengeluarkan harta, dan menyita waktu demi sesuatu yang kita senangi. Padahal menurut Allah itu tidak penting, tidak membawa kebaikan untuk masa depan.
Yang lebih parah adalah rela sikut kiri kanan, menghalalkan segala cara, dan injak sana injak sini demi sesuatu yang tidak penting. Rela bermusuhan, berantem dan gontrok-gontrokan dengan sesama. Padahal yang diperjuangkan itu sepele, bahkan tak ada harganya di mata Allah.
BACA JUGA: Dampak Buruk Kekerasan Pada Karakter Anak
Apa contohnya? Ah, pembaca lebih pandai menjawabnya. Yang pasti, jangan sampai kita memutuskan silaturahmi, berantem dan buruk dengan sesama hanya demi sesuatu yang tidak penting.
Suatu hari misalnya istri saya minta pendapat, “Bi, bagus gak model gaun ini?”
“Gak penting, yang penting itu isinya.” Haduh saya malah kena cubit.
Selanjutnya?
Ah, gak penting.
[]