JODOH merupakan salah satu bagian dari takdir Illahi yang selalu menarik untuk ditelusuri. Jodoh juga menjadi satu tema yang seringkali menetap dalam pikiran para jomlo. Kedatangannya membawa kebahagiaan dan keterlambatannya menimbulkan keresahan.
Para jomlo yang masih lajang di usia matang, tentu memahami betapa jodoh menjadi ‘buah bibir’ di sekitarnya yang mungkin saja bisa mengganggu pikiran dan menimbulkan kegalauan. Tahukah, bukan hanya jomlowan masa kini yang merasakan ‘kegalauan’ soal jodoh ini. Nabi Musa alaihi salam, pada masanya, juga pernah lho mengalami nasib serupa.
Apa yang dilakukan nabi Musa? Yuk, simak kisahnya.
Dalam berbagai riwayat tentang nabi Musa AS dikisahkan, suatu hari, dalam perjalankan mengungsi dari Mesir menuju Madyan, Nabi Musa AS melihat dua wanita muda sedang mengantre sumur untuk memberi minum kambing-kambingnya.
Melihat hal itu, Nabi Musa kemudian mengangkat sebuah batu besar hingga muncul 12 mata air. Dengan begitu, orang-orang tidak perlu antre terlalu lama.
Singkat cerita, setelah menolong dua wanita muda itu, yang ternyata putri Nabi Syuaib AS, Nabi Musa berteduh. Nabi Musa kemudian berdoa kepada Allah.
“Ya Tuhanku, sungguh aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”
Demikianlah doa yang dipanjatkan nabi Musa.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Dikisahkan bahwa beberapa waktu kemudian, Nabi Musa dinikahkan dengan putri Nabi Ayub AS tersebut. []