DIKISAHKAN terdapat pasangan suami istri yang hidup bahagia. Kebahagiaan mereka bertambah setelah Allah karunia mereka seorang anak.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Allah berkehendak menimpakan penyakit aneh kepada sang anak yang masih bayi itu. Berbagai ikhtiar pengobatan telah dilakukan kedua orang tuanya. Namun, pengobatan seakan tak berdaya untuk menyembuhkannya dan keadaannya semakin buruk.
Ketika kondisi sang anak sudah sangat mengkhawatirkan, ada seseorang yang menunjukkan kepada pasangan muda ini untuk menemui seorang dokter yang terpercaya dan berpengalaman. Akhirnya pasangan muda ini pun menemui dokter tersebut.
Dokter itu pun berkata, “Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, kemungkinan besar dia akan meninggal esok hari.”
Mendengar perkataan dokter tersebut, semakin gelisah lah hati mereka. Kini bukan hanya anaknya, bahkan ayahnya pun jatuh sakit karena memikirkan kondisi anaknya.
Untuk menenangkan diri, dia pun segera shalat dan memohon jalan terbaik kepada Allah. Setelah selesai shalat, dia langsung pergi dengan wajah bermuram durja meninggalkan istrinya yang menangis sedih di dekat kepala anaknya.
Ayah muda ini terus berjalan di jalanan dan tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk anaknya. Tiba-tiba, dia teringat pada sebuah hadits Rasulullah tentang sedekah yang berbunyi, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
Namun, dia bingung, siapa yang harus dia temui pada waktu malam seperti ini. Dia bisa saja mengetuk pintu seseorang dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan dikatakan oleh tuan rumah kepada dia jika dia melakukan itu?
Dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba, ada seekor kucing kelaparan yang mengeong di kegelapan malam. Dia pun segera teringat pada pertanyaan seorang sahabat kepada Rasulullah, “Apakah berbuat baik pada binatang kami ada pahalanya?”
Rasulullah menjawab, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya,” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Tanpa pikir panjang, dia pun segera kembali ke rumah, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.
Dia menutup pintu belakang rumahnya. Suara pintu itu bercampur dengan suara istrinya yang bertanya, “Mengapa kamu telah kembali dengan cepat?” dia pun bergegas menuju ke arah istrinya dan mendapati wajah sang istri telah berubah. Dari permukaan wajahnya, terlihat raut kegembiraan.
Wanita muda itu berkata, “Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam keadaan duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan. Dalam tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba, ada seekor burung hitam yang sangat besar dari langit yang terang hendak menyambar anak kita untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat?
Tiba-tiba, muncul seekor kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya terlibat perkelahian sengit. Aku tidak melihat kucing itu lebih kuat daripada burung itu karena si burung badannya gemuk. Namun, akhirnya burung elang itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu ketika datang tadi.”
Mendengar cerita istrinya, dia hanya tersenyum. Melihat suaminya, sang istri menatap ke arahnya dengan terheran-heran.
Keduanya lalu bergegas mendekati anaknya. Dilihatnya demam sang Anak sudah mereda dan matanya sudah mulai terbuka. Esok harinya, sang anak sudah mau makan dan sehat seperti sedia kala.[]