Table of Contents
SAHABAT Islampos, Ibnu Hajar al-Asqalani pernah menelaah beberapa hadis untuk menelusuri sosok nabi Khidir alaihisalam. Dari hasil penelusuran tersebut, didapati asal usul garis keturunan Nabi Khidir alaihissalam.
Nabi Khidir alaihissalam merupakan seorang nabi Allah SWT. Sosoknya misterius. Ia memiliki tugas yang sama dengan nabi lainnya, yaitu membimbing dan menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Namun, tidak banyak ulama yang membahas tentang sosok Nabir.
Alquran juga tidak pernah secara jelas menyebutkan namanya, apalagi asal-usul keluarga. Dalam Alquran, Allah SWT hanya menyebutkannya sebagai seorang hamba. Alquran juga hanya menyampaikan kisah perjalannya bersama Nabi Musa As.
Ibnu Hajar al-Asqalani pun mengupas sosok Nabi Khidir melalui pengujian terhadap hadits-hadits yang berkenaan dengannya berikut sumber-sumbernya. Salah satu hal yang terkuak setelahnya adalah asal usul garis keturunan Nabi Khidir alaihissalam.
BACA JUGA: Berapa Usia Nabi Khidir Jika Masih Hidup?
Dalam kitabnya yang berjudul, Az-Zahru an-Nadhir fi Naba’i al-Khadir, Ibnu Hajar menggali tentang garis keturunan Nabi Khidir. Dia mengungkap, ada beberapa riwayat yang berkaitan dengan garis keturunan Nabi Khidir.
Garis keturunan nabi Khidir
Ada 10 pendapat ulama yang ia kemukakan. Berikut sepuluh pendapat ulama tentang garis keturunan nabi Khidir ini:
1 Putra nabi Adam as.
Pendapat pertama menyatakan bahwa Khidir adalah putra Nabi Adam As yang tercipta dari tulang sulbinya.
2 Cucu nabi Adam dari Qabil
Pendapat kedua menyatakan bahwa Khidir adalah anak dari Qabil, putra Nabi Adam.
3 Bernama Balya bin Mulkan
Pendapat ketiga disebutkan bahwa nama asli dan garis keturunan Khidir adalah Balya bin Mulkan. Bin Qali’ bin Syalikh bin ‘Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.
4 Bernama Mu’ammar bin Malik bin Abdullah bin Nash bin al-Azad
Pendapat keempat mengatakan bahwa Khidir adalah Mu’ammar bin Malik bin Abdullah bin Nash bin al-Azad.
5 Putra ‘Amani bin Nur bin al-‘Ish bin Ishaq
Pendapat lain menyatakan bahwa Khidir adalah putra ‘Amani bin Nur bin al-‘Ish bin Ishaq.
6 Cucu nabi Harun
Pendapat berikutnya menyatakan bahwa Khidir merupakan cucu Nabi Harun, saudara laki-laki Nabi Musa.
7 Cucu Fir’aun
Pendapat lainnya menyebut bahwa Khidir adalah cucu Fir’aun dari anak perempuannya.
8 Sama dengan nabi Ilyasa’
Pendapat selanjutnya menyatakan bahwa Khidir adalah Ilyasa’.
9 Keturunan Faris
Pendapat kesembilan menyatakan bahwa Khidir merupakan salah seorang keturunan Faris.
10 Keturunan seorang pengikut nabi Ibrahim
Pendapat yang kesepuluh menyebut bahwa Khidir adalah anak dari salah seorang yang beriman kepada Nabi Ibrahim dan ikut bersamanya dari negeri Babilonia.
BACA JUGA: 3 Pelajaran dari Nabi Khidir kepada Nabi Musa dan Kita Semua
Terkait denga nasal-usul nama Khidir sendiri, ditemukan dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Diceritakan bahwa suatu ketika, ia duduk di atas tanah kering berwarna putih. Tiba-tiba, tanah yang ia duduki itu berguncang dari bawah dan berubah menjadi hijau (khadra). Pendapat ini diungkapkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal yang menukil perkataan dari gurunya bernama Adullah bin Mubarak, seorang yang kuat argumentasinya.
Kitab az-Zahrun Nadhir juga mengungkap pendapat Imam Ahmad dengan redaksi sebagai berikut:
“Kami mendapatkan kisah dari Abdurrazzaq, ia diberitahu kisah Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah, bahwasanya dinamakan Khidir karena ia duduk di atas farwah kemudian tanah itu berguncang dari bawah dan berubah menjadi hijau.”
Dalam kisah tersebut, farwah diartikan rumput kering berwarna putih.
Ibnu Hajar al-Asqalani pun melengkapi karyanya dengan sejumlah dalil-dalil dari Alquran tentang kenabian Khidir. Ia mengutip surat al-Kahfi (18) ayat ke-81.
“Dan tidaklah aku melakukannya karena kemauanku sendiri.” (QS Al Kahfi: 81)
Secara tekstual, ayat ini bisa dipahami bahwa Nabi Khidir melakukannya karena perintah Allah. Perintah itu sampai kepadanya tanpa perantara. Ada pula kemungkinan lain bahwa perintah itu disampaikan melalui perantara nabi lain yang tidak disebutkan oleh Allah di dalam Alquran. Namun, Ibnu Hajar al- Asqalani mengingkari pendapat ini.
Kitab ini juga dilengkapi dengan pendapat seorang sejarawan Muslim terkenal bernama Abu Ja’far bin Jarir ath-Thabari dalam kitab tarikhnya. Ia berpendapat bahwa Nabi Khidir termasuk orang yang hidup di zaman Raja Afridun (salah satu raja Persia).
Selain mengupas tentang asal mula Nabi Khidir, kitab az-Zahru an-Nadhir fi Naba’i al-Khadir juga mengungkap sejumlah lainnya yang berkaitan dengan Nabi Khidir, seperti kisahnya dengan selain Nabi Musa as, nasihat-nasihat dan ungkapan dari Nabi Khidir. []
SUMBER: REPUBLIKA