AKSI demonstrasi kerap diwarnai bentrokan antara massa dan aparat. Tak jarang gas air mata ditembakkan. Tak sedikit demonstran yang mencicipi pedihnya gas air mata tersebut. ‘Suguhan’ ini pula lah yang dirasakan oleh para mahasiswa yang berdemonstrasi menyuarakan aspirasinya ke gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019).
Nyatanya, gas air mata itu berbahaya. Jika terhirup atau pun terpapar pada kulit dan mata, gas air mata bisa memicu iritasi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gas air mata mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi mata, kulit, paru-paru dan organ tubuh lainnya. Meski gas air mata terdiri dari berbagai jenis, namun dampak yang ditimbulkan sama berbahayanya untuk tubuh.
BACA JUGA: Perkenalkan Mohammed Ayash; Bocah Gaza Pencipta Masker Anti-Gas Air Mata
Dikutip dari laman Self, berikut ini dampak berbahaya gas air mata yang terpapar ke tubuh:
Meningkatkan rasa sakit
Jenis gas air mata OC dan PAVA bekerja dengan meningkatkan rasa sakit dan reseptor suhu di tubuh sehingga menimbulkan rasa sakit. Meski hanya terpapar dalam jumlah sedikit, partikelnya akan diserap kulit dan masuk ke membran mukus lalu memicu rasa sakit selama satu setengah jam lamanya.
Sensasi terbakar
Secara umum, gas air mata menyebabkan sensasi terbakar di mata dan membran lainñya seperti paru-paru. Efeknya membuat mata dan hidung berair serta sakit dada. Tak sedikit juga yang berakhir dengan sakit kepala dan muntah.
Abrasi mata
Jika paparannya masih sekitar 20-30 menit, gas air mata tidak menimbulkan bahaya berlebih. Namun jika paparan terlalu lama dan banyak, tak menutup kemungkinan membuat reaksi kronis di tubuh seperti abrasi mata. Kondisi tersebut di mana akan ada goresan transparan di bagian depan mata yang memicu rasa sakit.
BACA JUGA: Terkena Serangan Gas Air Mata, Puluhan Pemuda Palestina Pingsan
Infeksi saluran napas
Paparan gas air mata yang lebih dari satu jam bisa membuat cedera paru permanen seperti infeksi saluran napas. Mereka yang sudah memiliki gangguan pernapasan seperti asma, lebih berisiko mengalami hipoksia, di mana tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.
Trauma pada anak
Jika ada anak-anak yang terpapar gas air mata, ini akan lebih menyulitkan karena kulit mereka lebih lemah dibandingkan kulit orang dewasa. Paparan tersebut bisa membuat dampak kronis pada kulit, mata, mulut dan hidung anak. Hal ini turut memicu dampak psikis sehingga rentan terjadi trauma pada anak. []
SUMBER: VIVA