TEL AVIV–Ribuan warga Israel turun ke jalan menggelar aksi demontrasi untuk memprotes Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Peserta aksi protes mengenakan topeng wajah, mengibarkan bendera hitam dan berdiri terpisah dengan jarak dua meter. Aksi demonstrasi berlangsung di bawah pembatasan karena pandemic Covid-19 yang ketat pada Ahad (19/4/2020).
Demonstrasi diperbolehkan di Israel, di bawah pembatasan karena pandemi virus Corona, selama peserta menjaga jarak satu sama lain dan mengenakan masker wajah. Di bawah panji “Selamatkan Demokrasi,” para pengunjuk rasa meminta partai Gantz Biru dan Putih untuk tidak bergabung dalam koalisi yang dipimpin oleh seorang perdana menteri yang dituduh melakukan korupsi.
BACA JUGA: Tiap Hari, Tawanan Palestina di Penjara Israel ‘Perang’ dengan Sipir dan Corona
Gantz telah berkampanye untuk pemerintahan yang bersih, tetapi mengatakan bahwa krisis virus corona telah memaksanya untuk kembali pada janji pemilihannya.
Seorang juru kamera Reuters memperkirakan bahwa beberapa ribu demonstran menghadiri rapat umum di Rabin Square, Tel Aviv. Media Israel menyebutkan sekitar 2.000 orang hadir dalam aksi demonstrasi kali ini.
Netanyahu sendiri menyangkal melakukan korupsi, meski saat ini ia berada di bawah dakwaan pidana dalam tiga kasus korupsi. Dia juga menegosiasikan kesepakatan pembagian kekuasaan dengan saingannya, Benny Gantz untuk membentuk pemerintah koalisi yang akan mengakhiri satu tahun kebuntuan politik.
BACA JUGA: Israel Blokir Upaya Palestina Cegah Corona, Kementerian: Itu Bisa Membahayakan Jiwa
Saat ini Israel telah melaporkan lebih dari 13.000 kasus virus Corona dan 172 kematian. Penguncian sebagian telah membatasi sebagian besar warga Israel keluar dari rumah mereka, memaksa bisnis tutup dan membuat angka pengangguran menjadi sekitar 26 persen. []
SUMBER: SINDO