WASHINGTON –Donald Trump menggelar ‘pesta’ eksklusif bagi negara-negara yang mendukung Amerika Serikat (AS) di Majelis Umum PBB Desember 2017 lalu. Tercatat ada 9 negara, termasuk AS sendiri, yang menolak resolusi PBB tentang pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Setelah ancaman penghentian dan pengurangan dana bantuan terhadap negara-negara pendukung resolusi PBB, Desember lalu Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengirim undangan “Save the Date” ke 64 negara yang tidak memberikan dukungannya sebagai bentuk terima kasih atas “persahabatan mereka dengan Amerika Serikat.”
Rabu (3/1/2018) malam, Haley mengatakan AS akan mengadakan resepsi untuk negara-negara yang tidak menentang keputusan Amerika terhadap Yerusalem tersebut.
“Seperti yang saya katakan pada Desember, kita tidak akan melupakan pemungutan suara Yerusalem. Untuk itu, besok malam, kita memiliki jamuan untuk negara-negara yang memilih untuk tidak menentang posisi AS [di Yerusalem],” kata Haley seperti dikutip dari Independent.
Resolusi PBB tentang Yerusalem yang divoting pada Desember lalu di majelis umum PBB menghasilkan 128 dukungan, 9 penolakan dan selebihnya abstain. Sehingga, meskipun tidak mengikat secara hukum, keputusan tersebut mau tidak mau mendesak Trump memikirkan kembali keputusannya. Sebab, dengan hasil suara tersebut, pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu “batal demi hukum.” []