DONGGALA—Jumlah korban jiwa akibat gempa 7,7 SR dan tsunami di Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng) terus bertambah. Menurut laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat tsunami dan gempa di Palu dan Donggala, tercatat sudah mencapai 384 orang. Namun angka korban baru hanya di Palu, karena Donggala masih belum bisa diakses dan komunikasi terputus.
Dalam jumpa pers terbaru di kantornya di Jakarta, Sabtu (29/9/2018), juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut, sejauh ini 29 orang lain hilang dan 540 orang terluka.
BACA JUGA: Korban Gempa Palu Dirawat di Pelataran Rumah Sakit
“Para korban itu sebagian karena tsunami, sebagian karena gempa sebelumnya yang mengakibatkan tsunami itu. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan,” papar Sutopo pula.
“Ini baru yang di Palu. Kerusakan di Donggala, masih belum terdata karena komunikasi terputus sama sekali dan daerah itu belum bisa dijangkau,” kata Sutopo.
“Kalau mengacu pada kekuatan gempa bumi, maka yang di Donggala kerusakannya bisa jauh lebih parah. Namun korban jiwa belum tentu, karena sebaran penduduknya berbeda,” ujar Sutopo.
Sejauh ini, kerusakan di Palu pun tergolong parah: berbagai gedung hancur rata dengan tanah.
BACA JUGA: Kisah Gempa Sulteng: Selamat setelah Terjebak di Masjid
Kerusakan itu karena kekuatan tsunami sangat dahsyat, kata Sutopo. “Di tengah laut kecepatannya hingga 400 km per jam, sehingga ketika menghantam daratan, gelombang air sangat tinggi dan kuat, dan daya rusaknya tinggi. Bisa menghancurkan infrastrukur,” tambah Sutopo.
Kehancuran memang tampak di berbagai pelosok kota Palu: mayat bergelimpangan di mana-mana, bangunan-bangunan hancur, puing-puing bertebaran, situasi begitu sunyi dan mencekam. []
SUMBER: BBC